Followers

Sunday, December 26, 2010

farewell to thee.

wahai 2010, aku mahu tinggal kamu dengan senyuman agar aku bisa sambut saudaramu yang mendatang dengan lebih bahagia. maka kau senyumlah untukku, sepertimana aku akan ingati tiap kenangan yang kau lampir di tiap helaian hidupku.

wahai 2010, kau tinggalkanlah ingatan yang baik indah itu dalam hatiku, kerana ia akan menukar tiap sendu di wajah aku dengan senyuman cerah, menongkah laluan masa depanku tika sukar. dan untuk segala ingatan yang menyakitkan itu, kau sembuhkanlah ia dengan tiap saat yang kau hadirkan kelak. segala kesakitan kesepian semalam, kau tukarkanlah ia menjadi mimpi, biarlah aku ingati semua pedih itu seolah ia mimpi indah panjang pada malam pekat.

wahai 2010, kau pejamkanlah mataku walau sejenak, untuk aku titip rasa yang pernah ada dalam hati, tidak kira bahagia, tidak kira sedih. untuk aku anggap ia sekadar mimpi menguji teguhnya hati. dan bila tiba waktu aku membuka mata nanti, kau akan hilang seakan deru angin yang berlalu, seakan tahi bintang yang jatuh, seakan demam yang telah kebah, begitulah kau akan hilang. segalanya akan kembali tenang nyaman, seolah kau tak pernah hadir. dan di tempatmu itu, akan kau gantikan sinar yang baru, harapan yang agung, untuk aku julang tinggi dan menyambutnya dengan mesra. akan kusambut tahun mendatang dengan gembira, kerana pernah adanya kau bersama aku mencipta kenangan bersama.

wahai 2010, terima kasih untuk tiap kenangan yang kita lakar saban hari, untuk tiap kasih yang kau simpulkan, untuk tiap pengalaman yang kau hadirkan. kerana pernah adanya kamu, akan aku sambung perjuangan hati untuk mencari redha penciptaku.

wahai 2010, maafkan aku untuk tiap semangat pudar, untuk tiap tangis sendu kala lemah, untuk masa yang berlalu kosong. mahunya aku penuhi ruang gelap terdahulu dengan cahaya terang masa depan, maka kau maafkanlah khilaf silam aku padamu kerana aku mahu senyum, aku tak mahu terus hidup dalam bayang-bayang kamu. aku tersangat mahu senyum, peganglah kata-kata aku ini.

wahai 2010, pergilah kamu dengan perlahan-lahan agar kehilanganmu takkan terkesan bagiku. maka waktu akhirnya, aku mahu senyum padamu dan bisikkan ucap selamat ini.

farewell to thee.

Thursday, December 23, 2010

fireworks.

first times are all about fireworks, isn't it? kali pertama masuk sekolah, kali pertama tahu puasa penuh baru boleh raya (kononlah..), kali pertama dapat demam campak berpeta-peta, kali pertama jatuh cintalah, kali pertama jatuh perigi (ada ke??), apa-apa lagi lah yang pertama. the first time always, always means so much to you, just because you have never felt it before. it's like seeing fireworks for the first time. all the ooh-ing and ahh-ing, the glimmers and colours all sky-rocketed high up in the sky. the crowds cheering and gushing over it. almost as if the rainbows are bursting from their pathways and decide to venture out into the night sky. to put it simply, it was magical. kali pertama itu adalah hati yang muda cekal, belum tahu akan dinginnya hujan dan dalamnya lautan. seolah melihat bunga api pada tiap tahun baru, merasai hangatnya sinar warna dan cerahnya langit malam. dan kerana itulah, aku fikir tiap dari kita mahukan selalu adanya bunga api itu. tapi hidup ini bukanlah bunga api semata. ia akan hadir, sepertinya ia akan hilang. tahukah kamu setelah bunga api itu hilang, apa yang digantikan dalam hidupmu? the moment the fireworks end, you will never come across any of them again, but you'll see thousands of fire afterwards.

iya, kau akan temu api yang marak yang pada kamu cukup panas dan perit. waktu itu kau akan keluh dan rintih akan bencinya kamu pada api-api itu. kau mahukan bunga api yang indah, bukan api yang marak pedih. kerana rindunya kamu akan bunga api itu, kau palingkan hidupmu dari api itu sedang kala itu tubuhmu cukup dingin dan air matamu terlalu deras mengalir. sedarkah kamu waktu itu agaknya api itu bisa hangatkan hidupmu, dan akan keringkan sedih hatimu yang menangis? fireworks are meant to be seen from the ground, yes the beauty is there right in front of you but it is not meant to be hold on to, to be reached out to. ia hanya bisa kau lihat dan puja, takkan mampu kau sentuh dan dakap erat. but still you long for the fireworks when all you really need is just fire. you don't need the sparks of a firework, all you need is the warmth of a fire. life is not always about what you want, sometimes it's about what you need. cukuplah sekali kau rasa tenangnya bunga api, tapi hendaklah berkali-kali kau harungi api marak supaya kau tahu tuhan itu akan uji kamu dengan sakitnya api dan bukan sekadar indahnya percikan bunga api.

maka, di saat kau dihadapkan dengan dugaan pelbagai, kau sambutlah dengan tiap redha dalam hati kerana kau sudah tahu bukan apa itu perit terbakar, apa itu api marak. jangan pernah berhenti berjuang, teruskan langkah itu walau kau tersandar terhakis pilu. jadilah api yang bisa kau raup walau panas, daripada menanti bunga api indah yang jauh tak tergapai tanganmu. fight well, for every battle you lose, you'll only become stronger. but for each battle won, you are one step closer to reach your happy end. tak kiralah walau kau berjuang untuk orang tuamu, sahabatmu, pendidikanmu, mahupun bangsamu, perjuangkan percayamu, dan angkat tinggilah agamamu bersama, kau akan terbang lebih tinggi dari bunga api itu. tuhan itu mendengar tiap doa hamba-hamba yang jujur memohon. kala sukar, jangan kau hina beban ujian itu apatah lagi tuhan yang menguji itu. ingatlah, setiap yang tertulis di Luh Mahfuz itu bisa disangkal dengan utuhnya doa. assalamualaikum.

Friday, December 17, 2010

the chronicles of a garbage collector.


i loathed her, this garbage collector. even before she was born, i always dreamed about drowning her if she ever come out of the womb. and on the day she was born, i knew deep in my soul that this would be one living creature i'd love to hate. at that tender age of five, other kids my age were probably playing tug-of-war or riding their three-wheeled bicycle. but not me. i was too busy plotting out revenge to exterminate this pest. i purposely banged her head against the wall while she was in cradle, of course with no one around. i seriously thought that she would end up with a permanent head damage. but she was stronger. it was as if she knew that that was just the start of a series of torture and that she needs to endure them in order to keep being alive.

i tried many other dangerous missions to put an end to her life, but all were to no avail. she is one lucky garbage collector. i tried tripping her face down every time she was alone. but she kept getting up. i was beginning to wonder if she was by any chance an incarnation of hercules or xena the warrior princess. but that was not possible, because she was so limp and skinny. it's a miracle how she can survive the assasination attempt. i watched her as she grew up, collecting more garbage every day. piling them up without any intention to find new things to do. it sickens me to my stomach. i felt like regurgitating my meals. but i was hopeless. there was nothing i could do to stop her. she became more invincible each day.

as she approached her teenage years, she became this obsessed garbage collector who found pleasure by living in an incinerator as if it was five-star hilton. i did not get it at all. the incinerator was damp and dirty, yet she enjoyed every second of her life in that dark cold place. i decided to give her a piece of my mind but to my shocked, she snapped back. she began piling up garbage even more excessively as a sign of protest. the foulty smell and messy view has now infiltrated my place as well. and i noticed that this garbage collector would rummage around my closet without my permission and the next thing i knew, my clothes and belongings had already turned into trash that she piled up together with her existing garbage. she was like this sick virus, an influenza that needs to be contained for the safety of others. there was like this massive difference between us that bordered us into two separate spaces. mine with the crystal clear corner and she with her messed up space. it has been that way from then until today.

people who haven't lived with a garbage collector would have no idea how tough it can be. well i have. she was bad news all along. i had to wake up every day and remind myself not to kill this garbage collector for it would not be worth it. someday she would see what a nuisance her job is and quit being a garbage collector. that would be the day i would jump with relief. but until then, i just have to endure every pain that i have inflicted upon her when she was a baby, as i have now become her target. i know what she's trying to do. i can see it. she wants to win this war so bad. well i won't let her. all i have to do is to remind myself that this garbage collector is sadly my biological sister and that killing her is so not my job. that would be my mum's. that is, if mum can actually outwin her. as i'm blogging this, i can't see the floor of my bedroom by the way because it was scattered with her dirty laundry, overused tissue papers, school books that she never-read-but-opened-them-to-trick-mum-into-believing-that-she-did, candy wrappers, chocolate wrappers, shopping plastic bags, stationery, identity card, exam schedule, and many other types of garbage identified only by herself as the leftover texture was so terrifying for others to do so. this is the chronicles of a garbage collector, seen from the eyes of a depressed elder sister.

of forgive and forget.


"Forgiveness is not something that we do for other people. We do it for ourselves to get well and move on."

assalamualaikum wbt. macam biasa bangun pagi buat kerja ala-ala bibik sikit, musim cuti memang macam ni sebab para ibu akan melancarkan kempen melatih anak gadis (akulah tu..) sebagai suri rumah walau hakikatnya akan ramai saja nanti yang still akan bekerja walau berkahwin (akulah tu..). takkan aku nak campak transkrip dalam longkang atau buat bungkus lepat pisang kan ahaha. dan agaknya bibik semua suka betul time students cuti, boleh diorang balik medan ke jawa ke palembang ke. ok ok my history was never that good in school. can you just let that fact slip from your mind, lupakan tentang kelemahan subjek sejarah aku zaman sekolah? atau kamu lebih senang mengetahui akan kelemahan itu dan memaafkan aku?

bercakap tentang memaafkan dan melupakan ni, aku terpanggil untuk share satu movie yang pada aku cukup riveting - Eternal Sunshine of the Spotless Mind. ok first off, this is the unofficial trailer and i chose this one over the official one because the latter contains this deceptively happy song that may illustrate that it's a romantic comedy, when really it's not. ia pada jiwa ringkasku adalah sebuah kisah yang cukup sedih. dan bagi yang tak pernah langsung tahu tentang movie ini, i suggest you to take some time alone and watch it. why alone? sebab dengan bersendirianlah selalunya manusia tahu erti menghargai tiap satu yang singgah dalam dinginnya hati. lihatlah, kerana mungkin ada hakikat hidup yang kamu terlepas pandang selama ini tapi akan kamu temukan ertinya melalui movie ini. it touches deep into my heart's deepest core ever so softly and at the end left me wondering of where my past has led me to. tapi yang paling bikin hati kecil aku sepi mentafsir adalah kenyataan yang disusun hebat oleh si penulis skrip, whoever he is. the movie reminds you of a simple lesson you've been taught since you're a toddler, but somehow lost and forgotten. it is that happy end is actually very close yet only few are bold enough to take a step forward and make it to that famous happy end. berapa ramai agaknya manusia sunyi hampa dan berduka lara pada jam ini, saat ini atas kekhilafan silam, aku tertanya. dan kiranya diberi peluang untuk pilih hanya satu, kamu fikir mereka akan pilih memaafkan, atau pun melupakan? apalah makna memaafkan andai mengingati itu ibarat terhenti detakan jantung, terhiris berkeping hati sayu. mungkin melupakan itu lebih baik, tiadanya terpalit sejarah harapan kosong yang menghantui. benarkah begitu? ponder this for five seconds before you continue reading this post.

ok that's more than five seconds. please stick to my rules ok since this is my blog. ahaha kidding. sorry, continue reading please..

there is a line in this movie i'd like to quote. it's one of the most memorable lines from thousands of movies i've seen. it stated that, it is only through the process of loss that you discover what you had to begin with.. hanya dengan merasai kehilangan itu, kau akan temui apa yang harus kau mulakan dahulunya. kalau diukur waras akalnya memang storyline movie ini cukup illogical. tidak ada lagi teknologi yang mampu erase human minds completely, or even bits of memories that you wish to forget. but hypothethically speaking, if it were possible, would you - as what the protagonists did in the movie - choose to erase the part of memories that harbour all the pain of losing someone? mahukah kamu untuk melupakan sepenuhnya akan rasa yang pernah hadir itu malah memadamkan ingatan tentang seseorang yang kamu pernah sayangi? jika teknologi ini benar wujud di masa akan datang, akankah kau salah satu dari beribu hati sepi yang memilih untuk melakukan procedure ini? ok tak payah angkat tangan, blog ini bukanlah satu conference. jawab dalam hati saja.

for me, my intention was never to forget. walau berkali aku tangisi dan rayu merintih dalam doa aku sehari-hari, tak pernah mahu aku lupa akan tiap ingatan aku pada seseorang. cukuplah dengan mohon kekuatan dari tuhan untuk aku hidup dengan ingatan itu meski sukar. yes, i want to live with the memories of love, as bitter as it is. kerana pahitnya lah cinta itu, aku akan lebih bermakna sebagai manusia. aku mampu bangun jadi anak kuat, aku belajar akan cinta itu juga pernah indah dan pasti ada sakitnya juga. jika cinta itu indah selama, takkan kau belajar apa darinya bukan? so hold close your memories, pegang erat tiap kenangan kau cipta kerana itulah yang mendewasakan kau sebenarnya. forgetfulnes is an asset, it helps you to erase all the painful memories and bitter heart. but by choosing to forget, you feet will be glued to one spot only. you can never take that one step forward to reach a new happy end, sedangkan pengakhiran yang bahagia itu menanti kamu hanya selangkah sahaja. maka ingatilah, tiap yang pernah sentuh hati kamu itu, kamu ingatlah mereka dan insyaAllah dengan terusainya masa kamu jua akan bisa maafkan masa silam itu dengan senyuman. learn to forgive, and you will learn to live and eventually love again. dengan izin tuhan, cinta itu akan hadir lagi walau kau perlu tunggu berdekad sekalipun, jangan hilangkan percaya itu. glory be to Allah. salam..

Tuesday, December 14, 2010

hari tua, jodoh, dan kasih tuhan.

assalamualaikum. hari ini mood tak seceria biasa. kesihatanku agak terganggu. ini pun baru sahaja menelan ubat tahan sakit dan juga plum ball. alhamdulillah, kira aku masih lagi mampu menghirup udara malam ini. sepanjang malam tadi ibu menjaga aku. lucu bukan? dengan umur yang sudah lebih dua dekad ini ibu masih layan aku sebagai anak kecil. kerana aku tak mampu untuk bangun mengambil ubat apatah lagi menjamah nasi, ibu membawa ubatku ke bilik. nah, bermacam ubat lagi yang diusungnya. jenuh juga aku menelannya. tapi, kerana dia ibu, aku tahu akan tiap gusar di garis wajahnya. sempat lagi dia berpesan sebelum ke kamarnya agar aku menjamah nasi di dapur. dan aku tahu di tengah malam nanti akan dia pasti ke dapur bagi melihat akan pesannya itu kuturuti. maka, kujamah jugalah nasi walau sedikit dengan selera yang tak seberapa. ibuku, dengan helaian rambut yang semakin putih, garisan halus di wajah tenang itu, aku temu satu kedamaian yang menghambat hati sedih aku. terima kasih ya Rab kerana hadirkan ibu itu untuk suluh tiap ruang gelap dalam hidup.

tapi bukan ibu sahaja yang bertambah usianya. ayah juga begitu. dengan ayah, kami adik beradik memang tak begitu rapat. ayah sangat tegas sifatnya, cukup berdisiplin mendidik kami mengenal Tuhan dan susah hidup. barangkali kerana hormat yang teramat itulah kami kadangkala jadi resah ingin berbicara dengannya. masih jelas di kotak kenangan masa kami masih kecil. ayah sendirilah yang mengajar kami mengaji. berlinang jugalah air mata kami saat ditegur keras. tapi tidak pernah pula kami mengadu pada ibu itu, mungkin kerana kami sendiri sedar kenakalan kami hanya mampu dilentur bentuk oleh tegasnya si ayah, dan bukan lembut gemalai si ibu. dan sehingga hari ini, kami setia menyelak helaian al-Quran itu saban hari. itulah didikan ayah. hari ini juga, hari tua ayah makin mengejar. kulihat perubahan itu seakan melihat turunnya jam pasir, cukup perlahan tapi merunsingkan. adakala ayah itu lupa sejenak tiap situasi di hadapnya. satu ketika, di tengah lebuh raya dengan kereta bersimpang siur, mahu sahaja dia keluar kala itu juga melihat akan belakang keretanya yang digeser motor. mujur ibu sempat menahannya dari keluar. kulihat ayah terpinga sebentar seakan baru sedar dari angan jauh entah kemana. ada juga ketika yang lain ayah mahu keluar dari parking lot pasaraya, telah dimasukkan kad parking itu, dan saat palang itu naik, dia memusing kereta menghala exit yang lain, katanya lebih senang mahu keluar. nah, sudah tersekat kami kerana palang yang tadi sudah jatuh kembali dan bagaimana pula hendak keluar di exit yang lagi satu sedang kadnya sudah tiada. mujur ada petugas di situ menjadi superhero kami. aneh bukan? ayah yang dahulunya serba kuat dan cermat juga bisa lupa. hari tua ibu ayah itu sedang hebat menghambat mereka, kami adik beradik cukup sedar dan waras akan hakikat yang satu itu. usia mereka keduanya telah menjangkau separuh abad. tapi tak pernah kami bincang nyatakan itu sesama kami. biarlah bahagia itu yang terlihat di mata dan gugup gentar itu tersemat kemas di hati-hati kami. setiap yang hidup akan kembali juga. itulah janji Tuhan, bukan? sungguhpun, kumohon agar dipanjangkan usia tua mereka dan dihindarkan dari kemudaratan agar kami sekeluarga mampu beriman bersama di jalan Allah itu.

lewat ini juga, selain dari soal ibu ayah, aku turut tumpang gembira akan kalangan sahabat yang sudah ramai mendirikan masjid yang indah peri. ada juga yang baru bina tangga masjid. bertunanglah tu maksudnya ahaha. alhamdulillah. jodoh mereka tiba dahulu sebelumku. adam mereka itu telah mereka temui buat teman sehidup semati, bersama di dunia dan kekal bercinta di syurga kelak. mudah-mudahan. tapi aku juga sedih pilu akan ada di kalangan mereka yang seakan hilang arah sejenak. berpacaran itu tidak salah bagi aku. perlunya kamu mengenali hati-hati adam dan hawa pilihanmu agar tidak kesal nanti. tapi salahmu pabila kau halalkan yang haram itu wahai sahabat. bagi kamu sang adam, peganglah tangan hawamu itu hanya setelah dia itu sah kau lafazkan sebagai hawamu yang satu. dan para hawa, kucup mesra dakap eratlah adam itu hanya kerana dia sah seorang suami yang pasti bimbing kamu dan keturunanmu untuk susuri jalan-jalan Allah. benar, kata kamu dia itu akan kamu nikahi juga. tapi sedarkah kamu sahabat tersayang akan tiap dosa yang terpalit itu tidak kan terhapus meski dia kau nikahi? tahukah kalian yang aku cinta ini bahawa kamu akan membawa bersama dosa itu ke gerbang perkahwinanmu kelak? iya dosa-dosa silam itu akan kau seret bersama-sama dan seterusnya keberkatan hidup bersama itulah yang menjadi sukar untuk kau kecapi. kecualilah jika kamu berpatah ke pangkalnya dan sujud insafi kekhilafan dahulu. ar-Rahman serta ar-Rahim itukan antara sifatnya Allah. maka kau kembalilah pada setiap ajaranNya. insyaAllah akan indah kembali dunia kamu.

tapi bagaimana pula kiranya cinta kamu itu tak mendapat restu izin orang tuamu? sakit tercalar seperti rasanya hati-hati itu. tapi kawan, janganlah pernah sekali kau campak orang tuamu jauh dari sisi hidupmu. cubalah kau yakinkan mereka, bantulah mereka akan melihatkan bahawa pilihanmu itu yang terbaik untukmu. mohonlah dilembut hati-hati keras ayah ibu agar mereka bisa tersenyum untuk masa depan kamu. dan andai pula hati itu tetap kering, maka kumohon jangan pernah kau belakangi mereka. kerana andai kau tetap memilih pilihanmu tanpa restu itu, sekali lagi keberkatan itu yang kurang untuk sinar hari tuamu kelak. mungkin akan kamu suarakan akan kedegilan anak-anakmu kelak, walau berpuas sudah kau lentur. akan terfikirkah kamu agaknya ia akibat keberkatan yang pernah kau gadaikan di hadap orang tuamu. maka, sebelum kau sesali di hari tuamu, kau ikutlah kata mereka. kau lepaslah apa yang perlu. aku rasa kamu juga cukup tahu bahawa cinta itu tidak pernah memiliki sifatnya. tapi aku sendiri adakala hairan akan pilihan anak muda sekarang. tidak mengikut unjuran agama seakannya. maka aku tidak tahu mengapa yang terdedah itu pilihan mereka. mengapa mereka yang kau pilih sedangkan yang tersembunyi itu bukankah lebih istimewa sepatutnya? tapi aku juga tahu apa itu cinta. perasaan itu pernah melewati sunyi hidupku. malah hingga saat ini, tak bisa lagi kukikis rasa itu untuk si dia yang barangkali bukan jodohku. aku juga pernah menagih restu ayah ibu untuk si dia. dan aku juga telah nekad lepaskan dia itu kerana dalamnya luka yang terpalit di hati semua akan tiadanya restu itu. tapi dengan rasa itulah, aku tahu bahawa kita tidak mampu memilih siapa yang kita cintai. rasa itu akan hadir dengan sendiri, cukup perlahan dan tenang sehingga kau sendiri menyedari akan hadirnya cinta itu hanya setelah ia subur terbenam. tapi tahukah kau bahawa kita sangat mampu memilih siapa yang akan kita nikahi. maka walau kau tidak punya kuasa untuk tentu siapa yang kau cintai, kau cukup punya hak bagi tentu siapa yang kau nikahi kelak. seandainya menikahi yang kau cintai itu akan pasti undang pilu di hati ramai, maka lepaslah dia seadanya. pilihlah yang bisa pimpin tangan kamu berjalan beriringan ke syurga. kamu punya pilihan wahai adam dan hawa. maka pilihlah. kuharap tiap dari kita akan temu jodoh yang telah Allah tetap untuk kita sebelum kita bernafas lagi. dan bagi yang masih belum bertemu pilihan hati (akulah itu haha..), marilah bersama menadah tangan meminta dari Allah agar ditemukan kelak. dan ingatlah seperti nyanyian melly goeslow (aku suka bangat ini..), biar kamu sepi, kamu hampa, dan kamu basi. asal tuhan sayang kamu. jodoh itu rahsia Allah yang sangat besar. kamu takkan bisa fahami dan ketahui hinggalah Dia memilih untuk menghantar si dia itu kepadamu. andai kamu kasihkan tuhanmu lebih dari segalanya, maka jodoh itu, hari tua itu akan kau susuri seakan tenangnya air sungai nil. hanya kepadaNya kita datang dan kepadaNya jugalah akan kita pasti kembali. salam sayang dari aku buat saudara seagama sekalian.

Monday, December 13, 2010

25 things you'll never know.

1. your handwriting is quite unreadable. i never really understand your love notes.
2. i actually like the way you smell, even when i told you i didn't.
3. when you asked me to marry you someday, i said i haven't thought about it yet. i lied. i already had the kids' names in my head.
4. your jokes are sick, but they match mine. so i like them. like a lot.
5. i always, always noticed when you stared at me, i just pretended not to.
6. when you got up on that stage and make your so-called love confession, with a microphone, i felt like killing you. except i couldn't because i was too busy acting angry.
7. i waited for your phone calls every night. and had to hold my breath when it really rings. and had to make this really boring voice like my heart wasn't on marathon. but it was.
8. i never asked you yet why you love me.
9. i always hold myself back from loving you all the way because i figured that if things didn't work out between us, i won't lose myself completely.
10. even if we lived to be so old that we couldn't even remember if we have had our baths yet, i want you to still remember that you love me. you don't even have to remember why, just remember that you do.
11. when you borrowed my plate without permission during camping, my pens till they ran out of ink, my eraser till it worn down, my homework because you didn't do yours, my schedule because you lost yours, i wasn't actually mad. i was happy that you chose mine above others.
12. i never told you yet i love you.
13. when i made you chased me for over a year, i wasn't playing games. i was hoping you would give up and save me from having to start my life all over again in case you left afterward.
14. that guy i told you whom i used to date, well he didn't exist.
15. that guy whom my best friend told you had a crush on me, he didn't exist either.
16. i actually love you first, way way, before you love me.
17. i like you better when you wore glasses. makes you look more of an intellectual and less a scumbag. but i love you nevertheless, with or without them.
18. once when you said you had a nice holiday, i knew you were lying. because you called practically every one to ask of my whereabouts and why the hell didn't i tell you where i was headed for the holiday that they got so sick they swore at you and blurted everything out to me.
19. i knew you love me even before you told me. i just needed to hear it from you.
20. i always feared your best friend, who was dating my best friend and still is. because he kept secretly warned me not to treat you lightly and judge you based on your reputation, because he said he knew you well enough to know how serious you are about me.
21. i always have this fear that one day you are going to discover that i am not as special as you thought i was.
22. i am someone else when i'm with you, someone more like myself.
23. every time you talked about your favourite food, i changed the subject so you won't find out that i'm the worst cook ever.
24. i want to always remember us.
25. above all, i want to move on so i won't have to write stuffs like this anymore because it's tiring.

Sunday, December 12, 2010

closer still.


i believe,

that it is necessary for two people, whose hearts are intertwined with one another that it is almost impossible to break them apart, to keep their distance close to one another. the moment you decide to have some time alone, you will get lost. because along the solitude way that you have taken, you eventually forget the reasons why you gave a part of you to that someone. and the more you search for the answer, racking your brain for that distant memory, the more faltered your steps will be. then you decide that it must not be that important to you, because if it is, then for sure you will remember. so you gave up altogether. what you did not know is that no matter how long you search, no matter how far you look, you will never get the answer, because there is no answer. that is what you forgot; that there used to be no reason why you gave that someone a part of you. not because of the way he smells after shave, not the crinkle in his eyes when he squints them, not the last cookie he ate, not the way he scrunches his face in pain when you hit him hard, not the things he borrowed but never returned. none of them. it was just something that you felt like doing, that giving someone a part of you makes you complete. and absence wipes that memory away, like a clean slate. a blank canvas that needs to be coloured once again.

Friday, December 10, 2010

apa yang tinggal.

tahukah kau apa itu cinta?

cinta itu ialah cairan lilin yang tinggal setelah apinya padam malap. cinta itu ialah kehangatan yang terasa biar nipis lusuh selimut litup. ia adalah pohon rendang yang kekal tegak setelah bunga daun lebat indah gugur luruh. cinta ialah pabila ribut gelap ansur hilang tetap kau rindukan dingin hujan. cinta tak ingin sempurna, tak perlu indah selalu. cinta hanya mahu difahami, tak diadili, beri apa adanya. cinta itu yang tiba saat kita halaunya jauh, dan lenyap bila kita gapai selaut harapan. ia agung dari ombak tsunami, bisa pecahkan hati-hati yang paling keras, merubah menjadi air laut tenang yang setia mengalir ke sungai. cinta itu yang ajar derita itu amat perlu untuk bahgia, amat sukar dikikis meski berkali berpaling pergi. cinta itu jua letusan api yang lavanya pekat panas, mengeras menguat tiap tanah yang pernah lembut. cinta ialah akar berselingkar jauh di dalam tanah, yang walau pohonnya ditebang patah, ia tak bisa dipisah asingkan kerana serasi dan telah terlanjur membesar tumbuh bersama. cinta ialah bayang-bayang yang terbentuk pabila terik mentari membelakangi, angin yang meraut halus selepas hujan, darah yang beku melitup luka lama. ia adalah tiap hati yang pecah tapi harusnya ia kekal berdegup. cinta tak pernah memiliki, tapi rasa manis pahit tak bisa hilang walau dibilas dibasuh seumur hidup. cinta ialah pabila semua indah hilang lenyap, tika semua tawa girang terbisu menatap, saat jiwa yang pernah menyatu bertukar kosong, tapi tetap ada sesuatu yang tinggal yang masih mahu kau pegang erat. sesuatu yang tinggal itulah cinta.

tahukah kau apa itu cinta?

Saturday, December 4, 2010

the price of being immune.

yes, life is messy, like scattered pieces of jigsaw puzzle lying around on top of one another, all looking a lot similar to one another but actually fit in one spot, and one spot only. the only way you can solve the puzzle is by not losing any pieces of that puzzle. some were born with this immaculate ability to solve puzzles within a short period of time. others with not so much intellectuality going on in their heads would need more than a couple of hours. nevertheless they would solve the puzzle, eventually. it might take months or at the very most years, but with every piece in your possession, solving it is not a myth. on the other hand, if you lost only one, just one piece from the hundreds of pieces that you have, it would never be complete. like ever. there would always be that empty spot on the jigsaw board, an empty corner left bare, unattended, gone. so you see the importance of keeping all the pieces with you at all time, at all cost. never risk losing it over some dumb doorbell or favourite tv shows, because while you're busy attending other business, you lost whatever it is that you chose to keep on hold.

life's like that exactly.

have you ever gathered up your broken courage, mustered up all your remaining strength, just to give the privilege to a certain someone to have a piece of you each time you let him sees the real you, and soon you found yourself giving them more pieces each time without even knowing it? at the end of the day, you were left with this one small part of you that you don't even recognize anymore because it's too insignificant and distant from whom you used to be. but does it bother you to lose that many pieces of you to someone? no you don't. because love makes you immune to all the pain to the point that you just simply don't care anymore. which is fine because we humans are wired that way, to withstand the pain of being in love, just so we could continue our own bloodline, no matter how painful and heart-wrenching it is. but what happens if all that crashed? collapsed and become beyond repair? you already gave away almost all pieces, so you have to start over with what little pieces that you have left. that's when you realized that it's going to hurt bad before it gets better. thinking every sick love song is written for you, even when you know they're not. that every one of his facebook status got you wondered whether they were meant for you, or someone else who's taken over your place. that what if he has found someone who can make him forget you or that is it even possible for him to meet someone who knows him like you do. and that's why people shouldn't fall in love. you'll crack under the illusion that happily ever after exists, that prince charming will sweep you off your feet, all those craps they made you believe when you were young - screwed them.

and yet, knowing this, we fell in love. still we did again and again with the same person, hurting ourselves deeper each time. why? because we're humans. and when they say that people grow up, they were lying straight to your face. we humans never grow up or grow old. the farthest we go is to live in denial. but the sweet vulnerable child remains, hidden inside from plain view. afraid of being seen, scared of being rejected. like a child hopes for santa clause, tooth fairy, and magic wand, we grown ups hope for the most impossible like love. that somehow we would make it all safe and secure. we continue hoping, that's what we did. and because we couldn't give up hoping, we fell in love. but above all, at one point of your life, you would wonder of what if. what if you didn't succumb to that little voice inside your heart? what if instead of opening up, you chose to turn around and walk away from that someone, holding all pieces of you intact, not giving away one bit of them? what if you chose to never finding out what love is and how it feels like to be in it? would it make you less broken than you are now? less incomplete with the absence of that someone? or is it better to live with the memories of love rather than not knowing what love is at all? these are all big ifs, in which the answers are subjected to individuals. what you define as meaningful determines how you answered these questions.

as for me, i knew that pain is something that no matter how much you deny, how hard you scrub it away, it won't leave. it stays like this dry cough that clogged your throat and no amount of cough syrup swallowed could cure you. all you can do is wait. because pain is something that will go away on its own. it will subside gradually and in a very long time for most people. like post surgery recovery. some had it easy, they recover almost immediately, all up and running like the surgery never happens. for some, the pain, struggle and trauma remain for many many years, that eventually they become accustomed to that pain that they forgot they had it. so they wait.

i am waiting as well, by the way.

Saturday, November 27, 2010

bahagia itu milik semua.

sekian lama aku berpeluh cacian menyerap hebatnya sebuah tekanan dan agungnya secangkir ilmu itu, hari ini aku bisa hadirkan seraut senyuman buatmu ibu ayah. topi bersegi jubah kemilau idaman sekalian graduan itu bakal kusarungkan tidak lama lagi. syukur sujudku padamu ya Rab yang mencampakkan tiap kesempatan agarnya aku terus-terusan menyusuri jalan rahmatMu. kulihat sinar indahnya pada mata-mata mereka, wajah tua itu yang kerap kali melihat aku tersungkur lalu dikerah kubangun kembali, yang saban waktu mendengar tangis rayu anak buntu ini, lalu diseka dikering titisan air mata deras. ini segala untukmu, agar aku bisa menebus hapus kegagalan lampau yang buat kamu sisih aku sejenak. walaupun sejenak cuma, nanah darah itu masih kuingat jelas pahitnya. luka parut itu kekal menjamu halau bahagia sehari-hari.

banggakah kamu akan aku hari ini wahai ibu? butuhkah kamu akan anak sunyi ini ayah? hari semalam aku disapa lembut akan harum wangian kasihnya seorang ibu. kata ibu aku anak baik, anak harapan orang tua. tak mungkin pernah ingin hati ibu menukar ganti aku dengan yang lainnya. ibu katakan aku anak bimbingan agama terbaik, tahu batas Islam itu, istiqamah merebut segenap ilmu dunia akhirat. meski tiada istimewanya aku pada mata mereka, walau buruk usang lunyai dipandang mereka, tetap aku anak ibu yang baik. duhai ibu, baik indah nian apapun aku ini, kerana wujudnya kamu, didikan kamu, sabarnya kamu akan aku anak serba gundah. dan untuk itu, seharusnya pujian selaut penghargaan itu wajarnya buat kamu. cukup dengan hamparan kasih kamu anak ini akan hidup. bernafas meski sukar, berdiri walau lemah, tersenyum kala rebah. akan kugagahi hasilkan kekuatan untuk kurasa secebis kasih itu yang waktu dahulu cukup aku dahagakan.

hidup aku untuk Tuhanku, untuk bahagiakan ibu ayah, dan yang selebihnya untuk mereka yang pernah sentuh hati sedih aku dengan sayap seakan pari-pari. dan kumohon dalam tiap sujud solat di sejadah itu akan Kau hadirkanlah hatta sekelumit cuma sinar bahagia untuk rawat luka silam, sebuah keyakinan untuk hambat bayang-bayang semalam, untuk aku teguh berdiri dan lenyapkan lalang lemah dalam hati. campakkan keluar rasa teramat dalam aku untuk si dia itu andai itu yang Kau lakarkan di Luh Mahfuz. akan selamanya aku hambaMu yang lemah dan hanya kepadaMu anak ini meminta. bisakah kiranya bahagia itu milik semua?

Amin ya-Rabbal al-Amin.

the discreet shadow.


she painted the sky in crimson red
when every one else was coloring it blue
she swore that in red she saw the serenity
but all they could think of was ambiguity

she waltzed to the echoes of the moonbeam
while every one else was busy wishing on the stars
she heard the soft alluring melody crystal clear
but others only sensed the silence it bore

she wrote in an engaging endless epiphany
to find every one skimming and smashing it abruptly
perhaps it was not a masterpiece but an average
but still to her it was an enchanting euphoric soliloquy

she waited solemnly and silently till ages passed
despite the chaos and calamity every one created
for in the farthest corner of her heart lies her faith
that one day God would see her standing in the crowd

i keep seeing her dark glances as if she were livid
so i asked her one day for a fragment of her life and memories
i knew then that i did not have to ask for she replied
"I am you, my broken child."

Thursday, November 25, 2010

countdown.

let's start counting
albeit slowly, we'll get there
we'll reach the safest shore
out of the crashing waves, far from the chilly breeze
we'll build our sanctuary from piles of stones and sprinkles of sand
we'll dig our feet deep into the cooling earth
till they disappear, till they were no more than a lump of figure

we'll build campfires
watching the night stars floating the sky
listening to the crackle of fire and crickets singing
we'll write our own song side by side
and sing it with croaky voice in sullen melody
the damp blanket shielding the throbbing pain
of loneliness and near to despair

we'll count the distance from here to the sun
and how long it takes to feel its glowing warmth
or if we even survived the long night
to make it to that beautiful sunrise
we'll chant our prayers in unison
for it is the only thing we have left
when all dreams turn nightmares

so here we are, still counting at our best
waiting for the storm to subside
straining our eyes for the slightest flicker from a lighthouse
hope against hope that the countdown will end

let's start counting

Tuesday, November 23, 2010

dua puluh tiga november.

hari ini tiba lagi. dan sepertinya tahun-tahun terdahulu, akan aku titipkan salam selamat buat kamu. tanpa hari ini, tentu pasti takdir kita berbeda. dan seperti sebelumnya juga, aku mohon sujud ratap akan tiap kekhilafan yang terdahulu. aku dahulu adalah anak kecil yang ketakutan, anak rintih yang ketandusan. dan anak keliru ini telah jauh menyusuri lekuk retak hidupnya seorang diri. hari ini anak ini cuma mahu menghambat kesepian hari-hari lampaunya. iya, hidup tanpa kamu mengajar aku jadi kuat. aku perlu jadi anak kuat untuk sampaikan cebisan doa untuk orang tuaku. tidak banyak yang merubah aku sebenarnya. selagi pendirian mereka tidak berubah, tetap akan aku menjaga hidup dan mati mereka biar tanpa kamu. kerana aku mahu jadi anak baik, anak kesayangan ayah ibu. aku mahu bahagia dengan hidup sekarang. justeru aku sedang berlari demi wujudkan kenyataan itu. aku butuh sedikit masa lagi, itu sahaja.

maka ku mohon dengan hadirnya hari tuamu ini, akan kamu tetapkan iman kuatkan semangat kerana aku mahu kamu lihat akan tenangnya cahaya ilahi itu sebagaimana aku melihatnya bertahun sudah. aku mahu rambutmu kembali hitam, kerana air wudhuk itu hampir pasti merindui akan ubun-ubun tenang itu. aku mahu rokok itu kau lontar henyak lempar dengan tanganmu sendiri, agar keturunanmu kelak bisa memandang wajahmu dan bukan lahad gelap itu. aku mahu kau curah hampar tebar kasih sayang kamu yang bening pada seorang wanita yang mampu kamu pimpin tangannya ke syurga nanti. jadilah adam itu yang selamanya melindungi hawanya di dunia juga akhirat. itu doa aku buat kamu pada tiap hari lahirmu.

selamat hari lahir. bahagialah kamu selalu.

Tuesday, November 16, 2010

kamu itu akan aku ingati.


seusai masa yang merangkak
terlihat akan kita yang dahulu
yang seakan anak kecil menari bernyanyi
memeluk mentari yang menyinar langit cerah
kita daki berdikit anak tangga sepi itu
demi tiba di puncak penuh bintang sinar
kita bisikkan waktu itu pada malam pekat
akan kita terus-terusan terbang bersama
kerana sayap lebar kita takkan pernah patah

seusai masa yang berjalan
kita belajar akan kita tidak kebal
kaki kita bisa patah dan suara kita itu ada sumbangnya
langit cerah itu rupanya bergilir dengan mendung hujan
tiap anak tangga kita daki cukup tinggi dan curam
dan adakala malam-malam kita bintangnya pudar suram
tapi tetap kita bisikkan dengan badan lelah kulit pecah segala
akan tiap sayap yang luka patah itu
bisa terubati kerana adanya kita bersama

seusai masa yang berlari
kita bangkit menyambut tibanya esok hari
meski belum pasti akan hutan belukar atau padang luas
tetap kita bukakan sayap lebarkan langkah
tetap yakinnya kita akan hadirnya pelangi tatkala hujan
hanya kerana kita itu telah dewasa menua
telah tahu sakit perit jatuh bangun segala
dan pabila tiba esok hari di mana langkah kita tak lagi sehaluan
aku mohon agar kau simpan dekat anak kecil dahulu
yang hidupnya hanya tahu berdansa berlagu sambil
memerhati langit cerah dan bintang malam
kerana takkan pernah dewasanya kita bersama
tanpa anak-anak kecil itu yang mencipta rasa ini
ketika mereka bertemu di tingkat empat bangunan usang dahulu

pergilah kamu melakar sejarahmu yang agung
terbanglah kamu mengejar tiap bahgia yang kau impi
waktu inilah kita lontar gusar gugup jauh ke langit
kerana kutahu adanya kamu menyambut aku
sepertinya aku akan mengangkat kamu kelak

selamat bergraduasi.
kamu itu akan aku ingati.

Tuesday, November 9, 2010

i not stupid.


stupid (adj.) - slow of mind, lacking intelligence or reasons.
source: Merriam-webster Dictionary

out of 6 billion people roaming the earth, probably half of them tend to use the word 'stupid' rather loosely. i've heard sweet dainty little kids chanting it on the playground as if it were prayers. i've seen adults, i mean, sexegenarians spit the word (figuratively of course) among themselves. yet, we proudly (or rather naively) announced that our kinds are one of them well-mannered species. if only animals could laugh, i'd think they'd be dead by now laughing their fat asses off out loud while rolling on the floor and stomping the ground at the inexplicability of it. just the thought of us humans being civilised is enough to probably make them want to hurl the word 'stupid' back at us. thank god animals speak this whole different language than us, or else i can bet my two cents that they'd be long extinct, castrate by humans due to their awesome mocking ability.

few ever wondered, what makes a somewhat decent chap stupid? what defines stupid, and who are you to decide that that particular someone is eligible to be bestowed upon him the word 'stupid' to his name? is falling flat on your face after tripping over a hedge is stupid? does being unable to solve a fifth grade math makes you stupid? does forgetting to feed a cat its meal makes it alright to call the owner stupid? think about it, how many times do we use the word 'stupid' without thinking about it, throwing the word on impulse, not hesitating a bit. does it make you feel any smarter after hurling the word at someone, thinking, "Gosh, thank god i'm not that stupid!"? we humans are insane lots, i'm telling you. we're so full of ourselves that we turned blind to our imperfections and inadequacy, thinking other people are invincible to our hurtful words that we carelessly called someone 'stupid'.

here's what i think is stupid:

1. refusing, not forgetting, to fasten your seat belt and risking your life without considering its repercussions to your loved ones.

2. subjecting yourself to a wasteful death as in involving in drugs, cigarettes, free sex, abortion etc.

3. politicians who are so gung-ho about feeding the poor but in reality feed off their money by unnecessary taxes and bribery.

4. being a muslim but is in a state of denial to embrace the true meaning of being one, refusing to follow the path that God favored, but chose to gone astray instead, knowing that it would only lead to His wrath.

there. presumably, i could enlist more but these four are just to give you the gist of it; of what i believe is acceptable to compliment the so-called term 'stupid'. in short, i put it in my own sweet cherry-on-top charismatic definition as:

stupid (adj.) - being in a state where you are completely aware of the negativity your actions carry or the effects they have on others yet the actions were carried out nonetheless.
source: Effa Hamid's Guide for Dummies
who Called Others Dummies


therefore kiddos, the next time you heard someone say the word 'stupid', or are about to say it over not-so-intricate matters, you can reiterate this definition of mine out loud right next to their ears. or if they are much bigger than you are in size, you can just shout it in a distance where you can easily dash off in case they decide to pummel you next.

good luck!

Sunday, November 7, 2010

bila hati ingin terbang.


aku mahu menjadi ainul mardhiah itu yang saban waktu menjadi sayapmu agar kau bisa temukan langitmu, meski hujan ribut dan terik panas, akan tetap aku lebar bukakan diriku moga kau takkan pernah jatuh tersungkur. akan aku lihatkan kepada kamu akan tiap kebesaran Allah itu supaya kau takkan pernah lalai alpa akan nikmatNya malah riak sombong akan keupayaanmu terbang tinggi.

aku ingin menjadi siti aisyah itu yang menerangi tiap malam pekat yang menyelubungi sinar dirimu. biar berjuta bintang hadir di langit, akan aku pastikan cahaya yang paling indah tenang itu datangnya dariku, agar kau tidak menjadi sesat dalam tiap jejak yang kau lalui, meski berduri berhutan jalan itu, kau akan senang melangkah riang kerana syukurnya kamu akan hadirnya aku di langit malam.

bila hati ingin terbang, tiada siapa yang mahu merangkak, bukan?

Friday, November 5, 2010

aku ingin hantar kamu.

pagi ini aku kemas almari petakku. ternyata telah lama aku tinggalkan ruang itu senyap dan sepi. kamu tahukah? aku temui sesuatu di dalamnya, amat tidak masuk akal bagiku. aku fikir, telah kubuang hapuskan segala itu yang beridentitikan kamu. waktu dulu itu, aku ini amat nekad sifatnya, meski hatiku merintih dan mataku berkaca, tetap tanganku pantas cekal mengaut memadam segala itu yang darinya kamu. tapi pagi hening ini aku temui sesuatu yang meruntuh memecah dinding kebal hatiku. kamu itu tentu tidak tahu betapa jauh masa itu melewati hidupku untuk aku bina tembok tinggi itu, untuk aku susun aturkan batu-bata tebal itu agar aku ini bisa jadi kebal. aku perlu jadi si kebal itu agar raung teriak hatiku tidak mereka dengari. dan lambat-laun, aku sendiri juga akan sebati dengan rasa sakit itu, aku akan sembuh dengan sendirinya.

dan bila tiba waktu aku sembuh nanti, aku mahu kamu ada di situ untuk aku hantar kamu pergi seikhlas setulus yang termampu.

Thursday, November 4, 2010

dunia di belakang itu.


pernahkah kamu melihat akan dunia di belakang itu? rata-rata manusia akan selalu berjalan langkah demi langkah terus ke hadapan, tidak pernah terfikir akan dunia di belakang yang ditinggalkan. cubalah walau buat sedetik cuma, kamu berjalan dengan mengundur, di situ akan kamu temu sebuah dunia yang selamanya ada, tapi tak pernah kamu lihat dan temukan. dengan itu, kamu tidak akan pernah lupa akan dunia di belakangmu, kerana kamu akan sentiasa melihat akan tiap langkah yang kamu jalani itu, meski ianya serba tidak lurus, cukup terpesong, malah akan terlihat kesan akan kamu yang pernah jatuh itu. itulah dunia di belakangmu, yang kerap kali kamu abaikan. begitu indah menawan sekalipun dunia di hadapanmu, ketahuilah ia tidak akan pernah wujud tanpa dunia di belakangmu yang bersimpang-siur itu. dan setelah itu, kamu akan sedar bahawa dunia di belakang itu ada indah niannya yang tersendiri, kerana untuk tiap luka parah yang terhasil dari kejatuhan itu, kamu akan temui dewasamu berdikit-dikit. akan kamu pelajari ertinya punyai semangat untuk bangun kembali lalu meneruskan langkah-langkah itu. walau berdekah menyeringai tawa mereka itu akan kamu kekal tegak malah mampu membalas tiap hinaan itu dengan senyum selebar alam. hanya kerana yakinnya kamu akan hadirnya keindahan dunia itu pada esok nanti. itu semua kata mereka. aku ini hanya mengangguk mengiya, tapi hakikatnya hati kerasku menolak menepis segala.

dunia di belakangku itu tidak pernah luput hingga kini, lalu itu tidak merunsingkan. tapi aku ini adalah seorang manusia yang sukar mencatur arah laluan dunia hadapanku bila mana dunia di belakang itu tanpa jemu lelah menghantui tiap langkahku. aku mahu lontar hilangkan kenangan yang satu itu jauh ke langit, agar ia pergi selamanya membawa kamu bersama. tahukah kamu tiap kali aku berjalan mengundur itu, bayang-bayangku adalah kamu? sedarkah kamu akan tapak kaki yang terkesan itu adalah kamu? cahaya mentari yang terik membakar belakangku sehangat kamu? meski jalanku mata tertutup sekalipun, mengertikah bahawa kamu tetap angin yang menyapa dingin rautku? andainya kamu fahami akan kamulah satunya langkah yang ingin sekali aku lenyapkan dari sejarah hidupku. benar sejarah kita cukup indah, tapi kerana luka peritnya untuk aku hidup dengan sejarah indah itu, maka aku pohon agar kamu hilang lenyap. hari ini aku masih berjalan, tapi aku cukup takut untuk menoleh melihatkan dunia di belakang itu, kerana di situlah adanya kamu. hari ini juga, aku masih lagi tertanya...

indahkah dunia di belakang itu?

Tuesday, November 2, 2010

five times over.

have you ever wondered what it would be like to live your life all over again? i have always imagined what i would have done, who i might become. and often, i'd think that i would very much prefer to live my life five times over. and don't ask me why five, i have no idea myself. beats me, i have never fancy that number. it's just a thought that keeps reoccurring, swirling at the back of my head. what if i can live five times over? hypothetically speaking, if i were to have that chance...

i would love to be born in five different countries. i am currently very much infatuated with korea, japan, italy, britain and yes yours truly malaysia. if i were to be korean, i could get up-close and personal with the mind-blowing music bands they have. and if i were japanese, i'd get to wear the classic kimonos during the festivals, and their food is just awesome. being italian, i'd get to eat pizzas everyday till they make me want to regurgitate my meals. and the british, they have this manner of speaking that really enthuses me, the dark rich and velvety accent, somewhat like jude laws when he's speaking. dude, i could melt. and of course being malaysian, i could not be more grateful that i am blessed to be apart of this small country. sure, we have no super fast bullet trains here, but at least we don't have to go through what the afghans had to.

i would have five different personalities. maybe even a split one. like the 'united states of tara' tv series. imagined that! i could also be this really shy and brainiac kind of girl whose name would go down in history as the first person to invent the cure for cancer maybe. and in the next life, i could be this perky ultra bright girl who got tons of friends. or better yet, i'd get to have this extremely diplomatic personality that i managed to prevent the third world war from actually happening. or maybe just being a simple girl who lives a simple life with the people she loves. yeah, that could be great too.

i would be working five different jobs. a lecturer, a writer, or even a designer. they say to become an educator is to touch thousands of lives. so yes i'd love being a lecturer. but still, being a writer has always been my secret dream. especially if i could work from home, means i could watch my own kids growing up without having to hire a nanny. now, to be a designer is definitely utterly a glamorous job. i mean, you practically live on the runway itself. and you get to wear the trendiest clothes from your own line of clothing with your name as the brand. plus, i don't have to struggle to buy clothes my own size anymore, since it's my own brand, so i can anytime taylor the clothes right? and yeah i'd love to become a songwriter, to turn on a radio and hear people singing your songs, you know like the movie, 'coyote ugly'. now, that's absolutely brilliant. last but not least, i really really wanted to become an architect. i want to be able to design my own home very much because i'm really fussy when it comes to home decor, so i do want my home to have my own sweet touch. yup, i am vain.

finally, i want to fall in love with the same person five times over. so no matter where i was born, who i end up becoming, what job i have to be doing, i would always meet that same guy. no matter where fate brought me, i would always find him. so intense eh? pfft, i really should be mellowing right now instead of being all melodramatic. won't you say so? still, this is just my two cents. why do people call it two cents by the way? why can't it be two thousand dollars, or twenty hundred thousand dollars and fifty five cents instead?

toodles~!

aku ini melayu.

bertahun aku lakar coretkan kisah hati dalam bahasa penjajah di laman ini. ada yang bertepuk hangat bersorak bingar akan hebat agungnya kebolehanku berbahasa penjajah, tak kurang juga yang menjuih bibir serong menjeling akan hilangnya seorang lagi anak melayu, ditelan peradaban zaman yang beredar. adakah aku malu berbahasa melayu? rendahkah martabatku sebagai anak melayu? akankah lebih terkesan rasa fikiran jika kata-kata penjajah yang kulemparkan? andai itu sangka kamu, kamu silap.

pernah aku kisahkan dalam coretan yang terdahulu akan mengapa aku tidak menggunakan bahasa ibundaku ini dalam setiap penceritaanku. tapi mungkin juga penerangan itu tidak cukup jelas, tidak diperhalusi dengan susun atur bicara yang terperinci. maka, hari ini aku titipkan jawap akhir akan persoalan kamu. nah ini jawabku.

aku ini pemegang ijazah pengajar bahasa inggeris, bererti tergalas pemberat di kedua bahuku akan tanggungjawab mendidik anak bangsaku akan globalnya dunia mereka, akan ketidakperluan mereka untuk menjadi prejudis akan bahasa penjajah itu, adalah tidak bermakna mereka mengkhianati darah melayu pekat mereka itu sekiranya fasih bertutur akan bahasanya seorang penjajah. untuk itu, aku perlu meyakinkan diriku lebih dari aku meyakinkan anak bangsaku akan perlunya bahasa penjajah itu meskipun tidak setanding bahasa ibunda yang dipertahankan. aku perlu sentiasa menggunakan bahasa penjajah ini agar ianya tidak pudar basi mahupun berkarat kelak ketika aku mendidik mereka. adakah adil bagi anak bangsaku seandainya aku mendidik mereka akan bahasa penjajah ini sedangkan aku sendiri terkial-kial memintal ayat menyusun kata tentangnya? aku tidak mahu menjadi belot akan janji setia pada mereka, tidak pernah mahu aku menjadi seorang pendidik yang ajarannya sekadar batuk di celahan tangga. aku mahu menjadi pendidik agung itu yang tahu akan liang-liuk bahasa penjajah tanpa perlu menafikan darah melayu dalam dirinya. aku mahu perkayakan nuansa penjajah itu semewah nahu melayu yang mengalir dalam diriku sejak aku sekecil kerikil pantai.

aku dibesarkan dalam keluarga yang darah melayunya pekat mengalir. ibuku seorang guru bahasa melayu, ayahku seorang guru sejarah, dan kamu juga sedia maklum bukan bahawa melayu dan sejarah itu bagai hutan dan hujan, saling melengkapi akan kewujudan masing-masing. maka kerana itulah, aku ini amat memandang tinggi akan indah tenangnya bahasa melayu itu. percaya atau tidak, kedua orang tuaku tidak pernah tahu berbahasa penjajah itu sehingga ke hari ini. pernah juga aku bertanya ibu, adakah wujud darah penjajah dalam darahku, mana tahu adanya keturunan yang bukannya melayu dalam wasilah keluargaku. ibu senyum waktu itu. kata ibu, aku ini melayu, ayahmu juga melayu, kamu ini pun melayu, tapi hati kita sama manusia, tidak ada bezanya penjajah atau bukan. bezanya manusia hanya hati mereka, bersih atau tidak. perjuangkan melayumu, tapi jangan sekali kamu hukumi bahasa seorang penjajah, kerana kamu itu tugasnya mendidik, dan bukan membenci. kupegang kemas kata-katamu ibu. dan hari ini, akan aku sampaikan pesanmu buat mereka di luar. hari ini, ku mohon dibukanya hati mereka agar jangan pernah perlekehkan seorang melayu itu hanya kerana bahasanya seorang penjajah. tidak bermakna apabila tutur coretan itu berteraskan bahasa penjajah, maka melayunya dilempar dihenyak segala. aku ini melayu, tapi perlunya bahasa penjajah itu aku seimbangkan dengan darahku untuk anak bangsaku.

andai kamu terfikir, mengapa kini semakin bersusun coretanku dalam bahasa ibundaku, maka aku katakan, segalanya kerana noor suraya, rnysa dan fida aishah. mereka ini membangkitkan rasa melayu yang ada dalam diri, menghadirkan sebuah inspirasi akan aku juga seorang anak melayu, yang indah bahasa ibundanya masih tetap di hujung lidah, meski coretan harianku berbahasa penjajah. terima kasih akan ingatan itu. sesekali, akan aku lakarkan coretan dalam bahasa melayu ini kerana aku juga anak melayu.

dan akan selamanya, aku ini melayu.

Sunday, October 31, 2010

sebelum dewasa menua memisahkan kita.

 Ella, Penulis, Ezy, Ma, Emah

suatu waktu dulu, kita pernah menjadi anak kecil. mengait suci putih awan lalu kita pintal menjadi indahnya mimpi malam pekat. kita dabik dada kala itu akan seluruh kehidupan kita yang punya. meski mereka mencemuh, meski kerah mereka agar kita hilangkan mimpi-mimpi kosong itu, kita berlari dan menyanyi terus-terusan. aah apa yang mereka tahu? dunia mereka tiada pari-pari, tak punya sayap tenang lebar seperti kita, hati mereka takkan pernah impi terbang di biru camar langit. sedangkan kita saban hari menyusuri percikan warna pelangi, tangan kita erat tercipta menggenggam menyatu. rasa indah tenang damai itu hanya kita yang punya.

suatu waktu dulu, kerdip silau bintang-bintang adalah rumah api kita. akan tetap selalu haluan matlamat hati kita menuju bintang yang sama. bintang tinggi jauh itu takkan berganjak katamu. di situ kita kan binakan, kita kan ciptakan bahagia kita sendiri. kala sepi merobek hening malam, akan kita kira setiap bintang itu, meski yang kilauannya pudar sekalipun. di situ kita hampar tebarkan kain rentang, agar kita selamat disambut andai tersungkur rebah. dan dari tiap luka parah yang kita palitkan, kita temu bahagia kita. waktu dulu itu, layang-layang putih adalah mainan kita, meski angin menderu pantas, meski terlepas terputusnya tali pegangan, tetap kita takkan menangis. waktu dulu juga, kita bina hiaskan istana pasir sekukuh permata, meski ombak pantai datang menghempas, kita pertahankan apa adanya. itulah bahagia kita.

suatu waktu dulu, pernah kita meterai janji akan selalu mengingati, takkan pernah luput akan tiap kenangan yang kita sama lakarkan. kata mereka lagi, rasa ini takkan kekal, bahagia itu akan hilang. saat itu bibir kita diam membatu, tapi hati kita sama laungkan, aku ini akan selamanya ada buat kamu, kerana aku yakin adanya kamu selalu untukku. mungkin mereka tidak tahu, rasa ini sesuatu yang rumit, yang sukar dimengerti, payah diwujudkan, maka ianya susah dipadamkan. kenaifan kita miliki adalah harta bernilai yang takkan terlawan oleh ribuan ringgit. cukup sekadar hadirnya kita bersama.

hari ini, anak kecil ini telah dewasa. telah mengenali akan sakit perit hidup belaka, telah melakar sejarahnya yang agung, telah belajar erti berjuang dan melepaskan, malah tahu tersenyum meski hatinya merintih. tetap anak ini menagih jawab pasti yang sama, maka hari ini anak ini memohon...

sebelum dewasa menua memisahkan kita, yakinkan aku akan degup nadi kita selalu seirama.

waktu akhirnya.

aku ini tidak sekuat yang kamu sangka. aku ini tidak sekebal perisai perang menahan luka darah segala. aku juga bukan sekukuh kubu yang walau dihentam berkali tetap teguhnya kekal. aku ini takkan pernah mampu berdiri sendiri jika tiada yang memapah menopang. aku ini yang hanya tahu mengadu pada pekat malam dan menangis dalam rintih hujan. aku yang kata mereka tiada punya rumit dan hidup yang serba sempurna. aku ini tidak kenal mana bahagia dari derita kerana kedua itu semua sebati denganku. aku yang adakala meraung dalam sepi hati bisu tetap ada senyum di bibir merekah. aku ini hanya dramatis di atas pentas kosong yang mendustai semua yang menonton. aku ini bukan sang bulan yang bisa saban waktu memancar cahaya yang bukan dirinya. aku ini yang tidak cukup kuat untuk bernafas menyusuri setiap celahan impian berseorang diri.

ini hanya si kerdil aku dan bukan si pari-pari kecil yang jujur berlagu meski sayapnya patah berderai.

aku ini perlukan keyakinan bahawa andai seribu pun yang menentang mencerca, akan bisa hadirnya kamu tegak di sebelah, takkan berganjak walau kamu dipijak dimaki. hanya kerana kamu itu meyakini akan lahirnya aku untuk kamu. aku ini perlu tahu adakah kamu mampu menuntun setiap langkah longlai yang aku jalani meski kamu waktu itu boleh sahaja berlari kencang. aku ini tidak mahu menanti melewati kamu itu sehingga hari-hari sepi hidupku berlalu kerana aku perlukan jawabmu waktu ini, hari ini dan bukan esok atau nanti. aku ini perlukan kamu menembusi hijab mataku dan bersumpah setia akan adanya kamu sentiasa memangkin darah dagingku kelak. aku ini yang hanya perlu hadirnya kamu untuk melengkapi segala yang tiada, kerana aku ini adalah tulang rusuk kirimu. yang serba tidak lurus tapi cukup kuat untuk kamu sandarkan setiap lelah dan jerih payah hati kecilmu. aku ini yang akan menjadi cukup kuat untuk bernafas menyusuri celahan impian andai kiranya kamu udara yang kuhirup di tiap hening pagi dan dingin malam.

ini hanya si kerdil aku yang mungkin sahaja bisa menjadi pari-pari kecil yang jujur berlagu andai sayapnya kembali tumbuh.

waktu akhirnya, aku ini hanyalah aku bila adanya kamu.

Thursday, October 28, 2010

these i remember most.

friends are like flowers. they give pleasure just by being.

even though i'm not a huge fan of flowers, i guess many people do find pleasure from them. hey, i don't have to look far. here is my mum, out on her lovely garden at this exact moment, taking care of her gazillions flowers and gazing at them admiringly as if they'd turn any second into Chanel's iconic 2.55 handbag. not that she'll wear them or even know what that is, but i bet it'll look good on me. okay, back to flowers. yup, i've never really been interested in flowers. once there was this school trip to cameron, and everybody brought back bunches of flowers. i mean, bouquets of them pink, red, white and yellows. i couldn't even enjoy the view anymore because the bus was packed with flowers. heck, i couldn't even see my friend in the seat next to mine. as for me, the only thing i brought back was a hat. hey, it was a gorgeous baby blue with yellowed flower embroidery. yes the flowers were fabric but still. it counts, right? anyway, my mum went ballistic after that. all the way to cameron and a hat? that was all i heard from mum because then i was too busy watching my dad trying to muffle his laugh with a cushion. yes, those were the days.

and now, things haven't changed. my mum is still gung-ho about her flowers. more so now that she's retired and has countless blessing hours to spend with her dainty silly flowers. and me? i'm still hanging out with my friends now and then. some i've known during my school years, the rest from my university life. and you know what i found out? my friends are a pleasure to me as flowers are to my mum. they've been there throughout phases of my life, and without them, i might've turn out differently. who knows, i might become one of those emo people with studded eyebrows, dark eyeliner and black lipstick. whoa~! *shaking head to erase the image*

where do i begin? since i've never been to any kindergarten or preschool, i guess standard one would be a good place to start. here i met my best friend. back then i was this bully's dream with ponytail and timid as a mouse. my class teacher would constantly call my mum asking her of my mental situation, because apparently i was not on a speaking term with anyone. i wouldn't even answer when the teachers called my name. they actually thought i was mentally unfit. in short, i was an utterly totally ugly loser. but there was this girl, she pulled me out of that state. while all my classmates stared at me like i was some kind of a freak show (hey, i don't blame them), this girl offered me a friendship. and she wasn't just any girl. she was the it girl. the smartest, the prettiest and most popular in the entire grade. yet she wasn't even half the snob that they were. as you can already guess, we became best buds right away, and all the way to high school. those were the days when my world was a bleak, and all kids were monsters, i was blessed to have found this angel. she taught me to find the good in people, and that the world is not such a scary place, if you give people the chance to know you.

then, the teenage nightmare begins. being teenagers are the scariest and the most fun part of your life. i mean, everybody wanted to rule, and you have to be aware not to mess up with the kings and queens. but if you play your cards well, you'll get to be on their good side. me? i was the principal's daughter. they didn't hang out much with me because of that. i only have few close friends, but they were more than enough. even if the entire student body decided to suddenly adopt me, they still wouldn't match how great my friends were. with them, i learned how to let go of your fear and just live. we snucked out of class together, playing cards when the teachers were late, hopping from library to canteen to media room just to skip classes. and we found out that the safest place to hang out when you skip classes is the teacher's room. we'd be pretending to wait for some teachers whom we knew had classes at that time, and when people asked, we'd say that we were supposed to meet him/her. but most of the times, nobody would ask us anything. i mean, who would suspect you of skipping classes if you hang out in a room full of teachers where you can easily get caught? and because of that tactics, we became legend. copycats started to emerge and so we put a halt to that scam. we figured that the more you became famous, the more likely you are to get busted. so we came up with a new plan each time and sometimes we did get busted and received strokes of rattan. but we live. those were the days when i was taught how to just enjoy life to the max and we had no worries whatsoever. future was not a great concern to us. we were invincible.

when i entered university, things take a complete turn. the word responsibility slowly creeps in and we learned the hard way. paying up the house rents, electric bills, water bills, internet bills, and college fees. unlike my friends, i wasn't on any loans, so i was self-financed. money was a major problem. and studies slowly became the priorities. once i loathed studying, now i guess it wasn't so bad after all. you get to watch movies, read novels short stories and poems, and creative writing was a blast. school days were never this fun. and yes, you get to watch late night movies with your friends on a school day, at a cinema, no less. we've always preferred catching late night movies because the days were almost always packed with people. especially weekends. the long queues were just unbearable. the food hunting was remarkable! we hopped from one diner to another just to satisfy our passion for food, even when the food taste horrible. yucks! and the best part, no uniforms! on the days where you actually woke up late, jeans and shirts would do. even more, for a one hour class; ironing baju kurung and wasting the elctric bills were just not worth it. and yes: class started at 0830 am the earliest whereas at school, by 0700 am i was already at the school gate. responsibility and freedom is more balanced at this phase. we learned how to look for the fun in everything, even whilst being bored to death in class, we'd never skip them. we learned how to swallow the sugar and the lime at once. and it doesn't taste so bad after all. definitely edible.

so what does it tells you to have a friend? they accepted you into the it crowd? they covered your tracks so you won't get caught? they stayed up late with you to watch late night movies? maybe. but i guess the best of all is that they make what could be the most unbearable, bearable.

**this entry is dedicated to a beautiful girl who was born 23 years ago. happy birthday tini. live well and be blessed!

Tuesday, October 26, 2010

kerana kamu adamku.


aku pernah menemui seorang adam. yang sayangnya utuh menahan terik mentari dan ribut gelap. yang ada kala mendamaikan, sesekali merunsingkan. tetap dia adam yang sangat baik. tapi dia juga bukanlah adam yang sempurna, ada kala lupa akan kasihnya kepada Tuhan. kerana ini, ku buang adam yang satu ini jauh dari tiap pelusuk hidupku, kutinggalkan adam ini dalam kegelapan. tapi sayang yang telah tepu itu cukup berbekas terkesan selalu. khilafku padamu adam kerana tidak terfikir untuk membawamu keluar dari kegelapan itu, melihatkan akan cahaya Ilahi itu sebenarnya cukup indah jika dihayati. ketahuilah adam, saat itu aku juga tidak yakin akan keimanan yang aku sendiri hadirkan dalam diriku. aku juga baru belajar akan agungnya bait-bait al-Quran. iya, aku pernah menjadi seorang hawa yang jahil akan hakikat hak milik semuanya Allah. helaian kitab suci dan putih telekung itu pernah aku abaikan dahulu. Alhamdulillah, Tuhan itu Maha Pemurah Penyayang sifatnya, lalu dihadirkanNya hidayah itu untukku. dan dari saat hidayah itu tiba, aku hilangkanmu adam dari hidupku. dan sejak itu juga, aku menjadi seorang hawa yang hidupnya tanpa seorang adam.

oleh itu, kata mereka hatiku terlalu kering. jiwaku sukar mempercayai, dan pilihanku terlalu terasing. dan usiaku juga semakin bertambah seiring masa yang berputar. tidakkah aku sedar masa yang ada kian suntuk mengejar aku membuat pilihan yang sebetulnya dari dulu lagi telah aku putuskan? aku tidak menyalahkan mereka, malah aku akui ada benarnya kata-kata mereka itu. mereka juga seorang hawa sepertiku, yang sentiasa memerlukan adamnya di sisi. aku juga butuh adamku. aku juga dambakan adamku. ada detik di mana daerah hatiku juga sunyi tanpa seorang adam. benar, seorang hawa itu tak akan lengkap tanpa adamnya.

tapi barangkali mereka juga tidak tahu. perlunya adam bagiku bukan sekadar menambah indah cantiknya duniaku. bukan untuk dipamer seantero alam akan bahagia sukanya kami. dan jauh sekali demi memuaskan nafsu dugaan dunia semata. tidak. jika itulah adam yang aku cari, tentu sahaja mudah bukan? sayangnya, aku tidak perlukan adam itu. aku tidak mahu adam itu. adam yang itu indah bahagianya hanya sementara, tak mampu untuk memimpin tanganku berjalan seiringan ke syurga kelak.

adamku ialah yang menyayangi Tuhannya lebih dari dia menyayangiku. yang rindunya kepada Ya Rab melebihi rindunya kepadaku. yang setiap titik peluh darah dan airmata darinya adalah demi Allah. adam yang hanya akan memimpin tanganku sesudah aku sah menjadi hawanya yang satu. seorang adam yang keteguhan imannya lebih gah daripada keteguhan taj mahal. yang memahami bahawa lebihnya aku seorang penulis daripada seorang pendebat. adam yang dalam serius bicaranya terselit jua tawa usikan. yang mampu mendamaikanku dengan ayat suci dan tikar sejadah tika aku dilanda resah kepanjangan. yang berani menegurku saat aku lalai dan jauh dariNya. maka akan dibimbingnya aku menuju keredhaan Ilahi itu. adam itu yang akan bersama-sama denganku membina melahirkan yang soleh dan solehah, yang doa mereka tidakkan putus meski kami tidak lagi bernafas, malah mereka yang akan teruskan perjuangan itu kelak. itulah adamku.

dan bila tiba masa aku ditemukan denganmu adam, ku mohon agar kasih sayang ikatan itu biarlah tersimpul mati, tak terungkai akan mendung awan dan badai ombak. dan setelah kamu memilih untuk bersamaku, perlulah bagi kamu menjaga hidup dan matiku agar cinta itu halal di mata dunia juga akhirat. dan kerana aku wanita yang kamu pilih, maka lindungilah aku dari kealpaan, sedarkanku bilaku tersasar jauh, pertahankanku dari kemungkaran, pastikan aku menyusuri jalan Allah bersamamu. dan InsyaAllah, kita akan selalu bahagia begitu.

dan kerana kamu adamku, aku ingin kamu tahu akan hakikat yang satu ini.

Monday, October 25, 2010

i am...


how do people do it? how do you say you're sorry by making as little damage as possible to the already damaging situation? for all you know, that person might be waiting his/her entire lifetime for the moment when you drop the 'S' word and then BAM! they blow up, and along the way, shredding you into million tiny pieces, flying into different directions to all parts of the universe. and then you need an entire lifetime just to collect all those missing pieces, and another one to put them all back together. is it worth it then? i used to think a definite NO is the safest bet. just leave things the way they are and people would eventually forget. no need to go through all the hassle just to make yourself feel better. i mean, admit it: apologizing is more about you than the other person you are at fault with. it's not because you feel bad about troubling them but because you want to make yourself feel less terrible. humans are the most selfish creatures, everyone knows that. so why bother to act all goody-goody when everyone's morality is at par with yours? but i was wrong and it hit me so hard that it turned me numbed cold. without apologies the bad feelings are allowed to grow until eventually they grow into something so big and ugly that it is almost impossible to repair. it is difficult to humble ourselves and admit that that we may have made a mistake. however, when you think about the repercussions of not making a simple apology, you will realize that it's worth the effort.

the word SORRY could be the most powerful word in a person's life. it could cost a life or even save it. and i'm not talking about instances where you accidentally stepped on your friend's foot or spilled coffee on her desk or picking up her things by mistake. those are minor faults with minor damages. except if you had a Mr. Hyde as a friend. in that case, my condolences to you. but more so, what if you have wrecked a person's life, smashed it, turned it into a pile of dust, and just leave. i have done that. i was very young then, but it didn't make me less guilty. i did it, and i left. i figured time would heal everything and every one. and for many years, i seriously believed it. i haven't given much thought about it, and it was going on well for me. until it begins to catch up and open up stitches till it bleeds again.

i am 22 years old. and i've learned that if you wronged someone, you tell them you're sorry, you offered explanation, and wished them well. you get more chance of being forgiven. four years ago, i was too busy building dreams and running after them that i destroyed someone else's dream. even worse, i knew i was apart of that dream, but still i left. i robbed off a person's dream so that i could get mine. the thing is, i didn't feel remorse at all at that time. i even forgot about it after a while. and years after that, i even forgot why i left. and i never bothered to remember why. i moved on. but as it is, as you moved on, you'll eventually come back to the first place you've once started. after spending years in hallucination, i came back. and i remembered.

it was like an amnesiac patient who finally remembered that she was a criminal who's taken thousands of lives. i hope with all my heart that the person i wronged would lash out at me, curse me, turn every one against me, hate my guts, anything to get even. but he didn't. he did nothing. so after four years messing up someone's life, how do you say you're sorry? after four years of hurting someone's sentiments of love, how do you repent for forgiveness? after four years of thinking i know what i want, how do you live on knowing that the only thing you want is the one you've destroyed? i guess the easiest way to say you're sorry is just to say it.

now i know - circumstances didn't cause you to destroy someone, but pride did.

Saturday, October 23, 2010

tak semua ombak menemui pantai (2).


hari ini, pantai begitu bahagia. dia telah menemukan ombak yang baru. yang merawat lukanya yang lama. hari ini juga, deruan angin yang dahulunya deras menentang kini telah reda, hanya sekali sekala meniupkan bayu nyaman. tanpa sedar, ombak itu ditiupkan ke pantai yang dahulunya ditinggalkan. pandangan mereka menyatu. pantai membisu, dan ombak beransur pergi buat kesekian kalinya. iya, pantai tidak tahu, dan tidak akan pernah tahu. pada pantai, ombak telah melukainya, meninggalkannya jauh. fikir pantai, ombak lebih mementingkan lautan. dan mahu sahaja ombak teriak ke pantai kisah sebenar antara dia, pantai, dan angin yang bertiup. mana mungkin ombak menentang angin yang cukup dia sanjungi meskipun hatinya menginginkan pantai. tapi pantai tidak perlu tahu ini semua.

kerana andai kiranya pantai mengetahui kisah sebenar, tentu pasti dia akan mencari ombak. barangkali perlahan-lahan, pantai akan memisahkan dirinya dari daratan, dan masuk ke laut mencari ombak. tapi mana mungkin pantai hidup di lautan. belum pun sampai di tengah lautan, dia pasti tenggelam. dan untuk tidak tenggelam, pantai perlu selalu berada di daratan. justeru, tidak dikhabarkannnya ombak kepada pantai akan kisah sebenar. biarlah pantai bahagia bersama ombaknya yang baru.

dan tiada apa yang dikesalkan ombak melainkan satu. sekiranya dia menemui pantainya dari dahulu, ombak yakin dia mampu merubah pantai menjadi lebih baik dan indah. akan dikaut segala kekotoran yang mencemarkan pantai dan alirkannya ke lautan. kerana pantai itu indah, jika ada yang menjaganya.

Friday, October 22, 2010

wash your dry heart clean.


And they say you've a dry heart
That should've been thrown in a cart
But even if you were way off by a yard
Love can still hit you like a poisonous dart

So you keep your dry heart clean
Tell them to back off and be mean
Never let your feelings be seen
Walk away from that James Dean

Didn't they know that though wound heals
The scars would pile up like a stack of bills
So now you know how love kills
In this tragic battle of wills

So leave him before he leaves you
Kill him before he kills you
Wash the blood off your hands
Wash your dry heart clean

tak semua ombak menemui pantai (1).


saya tak suka main pantai. kamu pelik? tak perlu. di sini ingin saya nyatakan bahawa saya tidaklah seputih diana danielle maupon sofia jane. takat jaclyn victor boleh la saya lawan. and no i have nothing against her, that was just an understatement. in fact, i admire her husky voice, ala-ala rani mukherji. siapa rase dia tak kenal rani mukherji, sila google. dia sgt cantek ok. crap, dah start mengarut. asal blogging je, mengarut. asal mengarut je, blogging. takpe, ni blog saya. janji saya suke hati. baik, balik ke pantai. iya saya tak putih cam snow white walau dah bergelen krim pemutih saya pakai. maybe it's God's sign to tell me that appearance doesn't matter, it's the heart that really counts. saya cukup arif akan sign ini tapi buat2 tak nampak. still nak kejar world's beauty more than the hereafter's. moga someday akan dibuka pintu hati saya untuk benar2 beriman dgn hati, lisan dan perbuatan. ameen. dan sebab saya tidak putihlah maka saya tak suka main pantai. nanti gelap, tak cantik. sekarang pun takde boyfriend, nanti gelap lagi takde boyfriend. agaknya syaitan memang suke bisik dekat saya sebab saya rajin dengar cakap makhluk dilaknat Allah itu. tapi dengar je la, takde la ikut sangat pun. kadang2 je. :p

tapi ade satu lagi sebab kenapa saya tak suka pantai. sebab ombaknya. bila dah jalan2 kena lipat seluar takut basah. leceh mengalahkan mak andam. bila dah lipat tu, tentu la pula nampak aurat, betul kan? saya tak suka ombak. bila dia sampai ke pantai, kene pandai mengelak, lompat sana sini. baru2 ini, saya ke pantai, setelah sekian lama tak jejak pasir putih. rasa best pun ade. wah adakah saya sudah tak kesah jadi gelap? heheh. tapi saya masih waras. duduk di bawah pohon2 sudah, tak perlu main air dan membasahkan seluar serta mendosakan diri.

saya suka lihat ombak. bertambah pelik ye? saya memang tak suka main ombak tapi cukup suka melihatnya. kdg2 dari jauh nmpak cam besar gedabak ombaknye, dah smpai pantai, kecik je rupenya. dan antara ombak2 yang berkejar ke pantai itu, akan pasti ada yang tidak menemui pantainya. saya pun akan tertanya2, apa yg terjadi pada ombak tersebut? lemaskah dia? atau sedih ditinggalkan di lautan? mungkin sahaja pantai itu kelihatan sangat dekat buat si ombak, tapi terlalu kuat angin yang menolak laluannya dan akhirnya mungkin dia tewas. atau sengaja tewas? atau mungkin juga dia akur dengan qada' dan qadar Tuhan yang mana tak semua ombak menemui pantai. mungkin juga dengan memberi laluan kepada angin, dia fikir dia akan lebih bahagia. tentu sahaja angin yang bertiup itu perlu difikirkan, perlu diletakkan dahulu sebelum dirinya. dan walau rindunya dia sekalipun kepada pantai, dia hanya mampu melihat dari kejauhan. berada di laut mungkin adalah yang terbaik buat dirinya. di saat itu, di tengah2 lautan, di antara deruan angin, ombak mula berdoa;

"Ya Allah, Tuhan yang amat mengetahui akan perkara2 ghaib. jika Engkau mengetahui bahawa pilihan ini baik bagiku, buat agamaku, penghidupanku dan hari kemudianku, maka temukanlah aku dengan pantaiku, maka berikanlah dia padaku, dan mudahkanlah dia bagiku, kemudian berkatilah dia kepadaku. tapi jika dia bukan yang terbaik untukku, jauhkanlah aku dari pantaiku, biarlah aku tidak menemui pantaiku, kerana dia yang akan terluka setiap kali aku bergelora. Amin ya Rab."

barangkali hari ini juga, sama seperti sebelumnya, ombak itu masih lagi menitipkan doa yang sama. telah bertahun dia tinggalkan pantainya demi angin yang telah mengasuhnya mengenal pantai. kata angin, banyak lagi pantai lain yang boleh kamu temui. barangkali angin tidak tahu, seribu pantai sekalipun si ombak temui, takkan sama dengan pantai pertama yang dia kenali; yang setia menemaninya tiap kali terbit dan terbenamnya matahari, dan yang mengajarnya merasai bahawa embun laut itu ada nyamannya meskipun dingin. tapi tak mengapa, angin itu adalah nadi hidupnya, yang mengemudi haluannya selama ini. mana mungkin dia sanggup melukakan dan menentang angin itu dengan arus yang deras. dan pantai itu pula mungkin hanya satu hentian, yang mana mereka ditakdirkan untuk mengenali, ditakdirkan untuk menyayangi dengan hebatnya, tapi tidak ditakdirkan untuk bersatu. sesungguhnya, sayang yang lebih abadi adalah sayang kepadaNya. dan jika benar Dia menyayangi ombak itu, akan ditemukannya dengan pantai yang lebih indah dan nyaman. dan jika tidak ditemukannya ombak itu dengan mana2 pantai, maka benarlah...

tak semua ombak menemui pantai.

Friday, August 27, 2010

from the other side.

hi. i am dead. nice to meet you. most people would probably call me a ghost. i am, after all dead. but i don't really think of myself as one. you see, a year ago, i was very much alive. hitting the snooze button while waking up, running late for classes, opting for brunch to save money, goofing around with silly girlfriends. i was of a petite size, with a tan. my right eye was slightly narrower than my left, and i have had my share of zits and bad hair days. of course, now that i'm dead, it's really no use telling these, not that people can see me anyway.

i am like that of the wind. with no colour, no scent, and undoubtedly invisible to the naked eye. before i was dead, i always wondered what it feels like to be a ghost. now that i am one, i knew. it felt nothing. it's that void space you feel in your chest when you breathe, the silent cry in your heart when it's beating. the echoes of thoughts bouncing off in eerie darkness. total emptiness. like the chiming of a bell in an abandoned town. forgotten and isolated. like existence has never been a part of me. i was brushed off like a painting gone wrong. i am a blank canvas to the livings.

now and then, i would hang around them, the livings i mean. i would sometimes watch them performing their everyday routines while trying to grasp what little memories i have had of my past. but the people that i watch most often are the ones i knew when i was alive. when i wanted to, i can actually hear their thoughts - what terrifies my mum, why my neighbour woke up at exactly 0230 am for the past ten years, how my bestfriend fell in love with me but never found the courage to tell me so. i know everything i never knew before. they say that it can take a mere second to love someone but an eternity to forget them. looking at myself right now, i'm not quite sure what eternity means. not yet. all i know is if this is what eternity is, then i'd rather not know anyone. when you die, you get to see more stuffs than you can ever imagine even if you live to be a hundred years old. seeing is believing apparently. and if you only knew what i saw.

death loses all tracks of time. like those few seconds when you first wake up not knowing what day it was. only this one lasts more than a mere seconds. but being dead, i always take a look at the newspaper dates. its not like i have to buy them or anything. hey being dead has its bonuses. i would sometimes hold my mum's hand when she's knitting. or sit next to my dad when he's driving. yeah walking can be quite tiring. too bad a ghost can't drive a car. at night, i stood behind my bestfriend's chair while he's writing his diary. he hates blogging, said it removes all sorts of emotional values. beats me. he's a freak. a cute one who always complains about my unhealthy diet. i have only seen him cry once. at his twin's funeral last summer. even then he said it was the dust in his eyes. bloody testosterone. this would be the second time i witness those tears. the pages of his diary were soaked with them, each page with my names written all over them. i have stopped reading his diary since. or even going to his house and watch him sleep. can a ghost's heart ever get tired? mine did.

ghosts don't sleep by the way, in case you're wondering. but we do go back to our death scenes. and today is 'the day'. you see, on exactly the 23rd day of every month, we ghosts had to revisit the spot where our souls left our bodies. in my case, the roadside near the town border where i was hit-and-run by a car. none of us ghosts can fathom why we have to do this. i personally think that it was a way of 'them' to remind us of the last few moments when we were desperately clinging to our life, hope against hope that it wasn't our time yet. that the gruesome shadow was only passing us by, not welcoming us into its long clawing arms. yet when that moment came, that will be the times when you wish you'd stop smoking, that you'd listen to your mum and clean the bedroom, that you'd share your food with the beggar just now, that you'd pray at least five times a day. not enough. nothing is.

i was alive before. i was the epitome of life itself. embodied by laughter with all the scent and glitters of perfumes and hairspray. and today as i watched my bestfriend took away his own life with the help of a bottle of sleeping pills; it hits me that...

...living is better than dying. ironically, many knows that only after they're dead. and now he's walking towards me with that familiar dazed expression of his. oh how i missed that gentle coolness of his idiotic naivety. i stared at him and said,

"hey bloody moron, i love you too."