Followers

Saturday, November 27, 2010

bahagia itu milik semua.

sekian lama aku berpeluh cacian menyerap hebatnya sebuah tekanan dan agungnya secangkir ilmu itu, hari ini aku bisa hadirkan seraut senyuman buatmu ibu ayah. topi bersegi jubah kemilau idaman sekalian graduan itu bakal kusarungkan tidak lama lagi. syukur sujudku padamu ya Rab yang mencampakkan tiap kesempatan agarnya aku terus-terusan menyusuri jalan rahmatMu. kulihat sinar indahnya pada mata-mata mereka, wajah tua itu yang kerap kali melihat aku tersungkur lalu dikerah kubangun kembali, yang saban waktu mendengar tangis rayu anak buntu ini, lalu diseka dikering titisan air mata deras. ini segala untukmu, agar aku bisa menebus hapus kegagalan lampau yang buat kamu sisih aku sejenak. walaupun sejenak cuma, nanah darah itu masih kuingat jelas pahitnya. luka parut itu kekal menjamu halau bahagia sehari-hari.

banggakah kamu akan aku hari ini wahai ibu? butuhkah kamu akan anak sunyi ini ayah? hari semalam aku disapa lembut akan harum wangian kasihnya seorang ibu. kata ibu aku anak baik, anak harapan orang tua. tak mungkin pernah ingin hati ibu menukar ganti aku dengan yang lainnya. ibu katakan aku anak bimbingan agama terbaik, tahu batas Islam itu, istiqamah merebut segenap ilmu dunia akhirat. meski tiada istimewanya aku pada mata mereka, walau buruk usang lunyai dipandang mereka, tetap aku anak ibu yang baik. duhai ibu, baik indah nian apapun aku ini, kerana wujudnya kamu, didikan kamu, sabarnya kamu akan aku anak serba gundah. dan untuk itu, seharusnya pujian selaut penghargaan itu wajarnya buat kamu. cukup dengan hamparan kasih kamu anak ini akan hidup. bernafas meski sukar, berdiri walau lemah, tersenyum kala rebah. akan kugagahi hasilkan kekuatan untuk kurasa secebis kasih itu yang waktu dahulu cukup aku dahagakan.

hidup aku untuk Tuhanku, untuk bahagiakan ibu ayah, dan yang selebihnya untuk mereka yang pernah sentuh hati sedih aku dengan sayap seakan pari-pari. dan kumohon dalam tiap sujud solat di sejadah itu akan Kau hadirkanlah hatta sekelumit cuma sinar bahagia untuk rawat luka silam, sebuah keyakinan untuk hambat bayang-bayang semalam, untuk aku teguh berdiri dan lenyapkan lalang lemah dalam hati. campakkan keluar rasa teramat dalam aku untuk si dia itu andai itu yang Kau lakarkan di Luh Mahfuz. akan selamanya aku hambaMu yang lemah dan hanya kepadaMu anak ini meminta. bisakah kiranya bahagia itu milik semua?

Amin ya-Rabbal al-Amin.

the discreet shadow.


she painted the sky in crimson red
when every one else was coloring it blue
she swore that in red she saw the serenity
but all they could think of was ambiguity

she waltzed to the echoes of the moonbeam
while every one else was busy wishing on the stars
she heard the soft alluring melody crystal clear
but others only sensed the silence it bore

she wrote in an engaging endless epiphany
to find every one skimming and smashing it abruptly
perhaps it was not a masterpiece but an average
but still to her it was an enchanting euphoric soliloquy

she waited solemnly and silently till ages passed
despite the chaos and calamity every one created
for in the farthest corner of her heart lies her faith
that one day God would see her standing in the crowd

i keep seeing her dark glances as if she were livid
so i asked her one day for a fragment of her life and memories
i knew then that i did not have to ask for she replied
"I am you, my broken child."

Thursday, November 25, 2010

countdown.

let's start counting
albeit slowly, we'll get there
we'll reach the safest shore
out of the crashing waves, far from the chilly breeze
we'll build our sanctuary from piles of stones and sprinkles of sand
we'll dig our feet deep into the cooling earth
till they disappear, till they were no more than a lump of figure

we'll build campfires
watching the night stars floating the sky
listening to the crackle of fire and crickets singing
we'll write our own song side by side
and sing it with croaky voice in sullen melody
the damp blanket shielding the throbbing pain
of loneliness and near to despair

we'll count the distance from here to the sun
and how long it takes to feel its glowing warmth
or if we even survived the long night
to make it to that beautiful sunrise
we'll chant our prayers in unison
for it is the only thing we have left
when all dreams turn nightmares

so here we are, still counting at our best
waiting for the storm to subside
straining our eyes for the slightest flicker from a lighthouse
hope against hope that the countdown will end

let's start counting

Tuesday, November 23, 2010

dua puluh tiga november.

hari ini tiba lagi. dan sepertinya tahun-tahun terdahulu, akan aku titipkan salam selamat buat kamu. tanpa hari ini, tentu pasti takdir kita berbeda. dan seperti sebelumnya juga, aku mohon sujud ratap akan tiap kekhilafan yang terdahulu. aku dahulu adalah anak kecil yang ketakutan, anak rintih yang ketandusan. dan anak keliru ini telah jauh menyusuri lekuk retak hidupnya seorang diri. hari ini anak ini cuma mahu menghambat kesepian hari-hari lampaunya. iya, hidup tanpa kamu mengajar aku jadi kuat. aku perlu jadi anak kuat untuk sampaikan cebisan doa untuk orang tuaku. tidak banyak yang merubah aku sebenarnya. selagi pendirian mereka tidak berubah, tetap akan aku menjaga hidup dan mati mereka biar tanpa kamu. kerana aku mahu jadi anak baik, anak kesayangan ayah ibu. aku mahu bahagia dengan hidup sekarang. justeru aku sedang berlari demi wujudkan kenyataan itu. aku butuh sedikit masa lagi, itu sahaja.

maka ku mohon dengan hadirnya hari tuamu ini, akan kamu tetapkan iman kuatkan semangat kerana aku mahu kamu lihat akan tenangnya cahaya ilahi itu sebagaimana aku melihatnya bertahun sudah. aku mahu rambutmu kembali hitam, kerana air wudhuk itu hampir pasti merindui akan ubun-ubun tenang itu. aku mahu rokok itu kau lontar henyak lempar dengan tanganmu sendiri, agar keturunanmu kelak bisa memandang wajahmu dan bukan lahad gelap itu. aku mahu kau curah hampar tebar kasih sayang kamu yang bening pada seorang wanita yang mampu kamu pimpin tangannya ke syurga nanti. jadilah adam itu yang selamanya melindungi hawanya di dunia juga akhirat. itu doa aku buat kamu pada tiap hari lahirmu.

selamat hari lahir. bahagialah kamu selalu.

Tuesday, November 16, 2010

kamu itu akan aku ingati.


seusai masa yang merangkak
terlihat akan kita yang dahulu
yang seakan anak kecil menari bernyanyi
memeluk mentari yang menyinar langit cerah
kita daki berdikit anak tangga sepi itu
demi tiba di puncak penuh bintang sinar
kita bisikkan waktu itu pada malam pekat
akan kita terus-terusan terbang bersama
kerana sayap lebar kita takkan pernah patah

seusai masa yang berjalan
kita belajar akan kita tidak kebal
kaki kita bisa patah dan suara kita itu ada sumbangnya
langit cerah itu rupanya bergilir dengan mendung hujan
tiap anak tangga kita daki cukup tinggi dan curam
dan adakala malam-malam kita bintangnya pudar suram
tapi tetap kita bisikkan dengan badan lelah kulit pecah segala
akan tiap sayap yang luka patah itu
bisa terubati kerana adanya kita bersama

seusai masa yang berlari
kita bangkit menyambut tibanya esok hari
meski belum pasti akan hutan belukar atau padang luas
tetap kita bukakan sayap lebarkan langkah
tetap yakinnya kita akan hadirnya pelangi tatkala hujan
hanya kerana kita itu telah dewasa menua
telah tahu sakit perit jatuh bangun segala
dan pabila tiba esok hari di mana langkah kita tak lagi sehaluan
aku mohon agar kau simpan dekat anak kecil dahulu
yang hidupnya hanya tahu berdansa berlagu sambil
memerhati langit cerah dan bintang malam
kerana takkan pernah dewasanya kita bersama
tanpa anak-anak kecil itu yang mencipta rasa ini
ketika mereka bertemu di tingkat empat bangunan usang dahulu

pergilah kamu melakar sejarahmu yang agung
terbanglah kamu mengejar tiap bahgia yang kau impi
waktu inilah kita lontar gusar gugup jauh ke langit
kerana kutahu adanya kamu menyambut aku
sepertinya aku akan mengangkat kamu kelak

selamat bergraduasi.
kamu itu akan aku ingati.

Tuesday, November 9, 2010

i not stupid.


stupid (adj.) - slow of mind, lacking intelligence or reasons.
source: Merriam-webster Dictionary

out of 6 billion people roaming the earth, probably half of them tend to use the word 'stupid' rather loosely. i've heard sweet dainty little kids chanting it on the playground as if it were prayers. i've seen adults, i mean, sexegenarians spit the word (figuratively of course) among themselves. yet, we proudly (or rather naively) announced that our kinds are one of them well-mannered species. if only animals could laugh, i'd think they'd be dead by now laughing their fat asses off out loud while rolling on the floor and stomping the ground at the inexplicability of it. just the thought of us humans being civilised is enough to probably make them want to hurl the word 'stupid' back at us. thank god animals speak this whole different language than us, or else i can bet my two cents that they'd be long extinct, castrate by humans due to their awesome mocking ability.

few ever wondered, what makes a somewhat decent chap stupid? what defines stupid, and who are you to decide that that particular someone is eligible to be bestowed upon him the word 'stupid' to his name? is falling flat on your face after tripping over a hedge is stupid? does being unable to solve a fifth grade math makes you stupid? does forgetting to feed a cat its meal makes it alright to call the owner stupid? think about it, how many times do we use the word 'stupid' without thinking about it, throwing the word on impulse, not hesitating a bit. does it make you feel any smarter after hurling the word at someone, thinking, "Gosh, thank god i'm not that stupid!"? we humans are insane lots, i'm telling you. we're so full of ourselves that we turned blind to our imperfections and inadequacy, thinking other people are invincible to our hurtful words that we carelessly called someone 'stupid'.

here's what i think is stupid:

1. refusing, not forgetting, to fasten your seat belt and risking your life without considering its repercussions to your loved ones.

2. subjecting yourself to a wasteful death as in involving in drugs, cigarettes, free sex, abortion etc.

3. politicians who are so gung-ho about feeding the poor but in reality feed off their money by unnecessary taxes and bribery.

4. being a muslim but is in a state of denial to embrace the true meaning of being one, refusing to follow the path that God favored, but chose to gone astray instead, knowing that it would only lead to His wrath.

there. presumably, i could enlist more but these four are just to give you the gist of it; of what i believe is acceptable to compliment the so-called term 'stupid'. in short, i put it in my own sweet cherry-on-top charismatic definition as:

stupid (adj.) - being in a state where you are completely aware of the negativity your actions carry or the effects they have on others yet the actions were carried out nonetheless.
source: Effa Hamid's Guide for Dummies
who Called Others Dummies


therefore kiddos, the next time you heard someone say the word 'stupid', or are about to say it over not-so-intricate matters, you can reiterate this definition of mine out loud right next to their ears. or if they are much bigger than you are in size, you can just shout it in a distance where you can easily dash off in case they decide to pummel you next.

good luck!

Sunday, November 7, 2010

bila hati ingin terbang.


aku mahu menjadi ainul mardhiah itu yang saban waktu menjadi sayapmu agar kau bisa temukan langitmu, meski hujan ribut dan terik panas, akan tetap aku lebar bukakan diriku moga kau takkan pernah jatuh tersungkur. akan aku lihatkan kepada kamu akan tiap kebesaran Allah itu supaya kau takkan pernah lalai alpa akan nikmatNya malah riak sombong akan keupayaanmu terbang tinggi.

aku ingin menjadi siti aisyah itu yang menerangi tiap malam pekat yang menyelubungi sinar dirimu. biar berjuta bintang hadir di langit, akan aku pastikan cahaya yang paling indah tenang itu datangnya dariku, agar kau tidak menjadi sesat dalam tiap jejak yang kau lalui, meski berduri berhutan jalan itu, kau akan senang melangkah riang kerana syukurnya kamu akan hadirnya aku di langit malam.

bila hati ingin terbang, tiada siapa yang mahu merangkak, bukan?

Friday, November 5, 2010

aku ingin hantar kamu.

pagi ini aku kemas almari petakku. ternyata telah lama aku tinggalkan ruang itu senyap dan sepi. kamu tahukah? aku temui sesuatu di dalamnya, amat tidak masuk akal bagiku. aku fikir, telah kubuang hapuskan segala itu yang beridentitikan kamu. waktu dulu itu, aku ini amat nekad sifatnya, meski hatiku merintih dan mataku berkaca, tetap tanganku pantas cekal mengaut memadam segala itu yang darinya kamu. tapi pagi hening ini aku temui sesuatu yang meruntuh memecah dinding kebal hatiku. kamu itu tentu tidak tahu betapa jauh masa itu melewati hidupku untuk aku bina tembok tinggi itu, untuk aku susun aturkan batu-bata tebal itu agar aku ini bisa jadi kebal. aku perlu jadi si kebal itu agar raung teriak hatiku tidak mereka dengari. dan lambat-laun, aku sendiri juga akan sebati dengan rasa sakit itu, aku akan sembuh dengan sendirinya.

dan bila tiba waktu aku sembuh nanti, aku mahu kamu ada di situ untuk aku hantar kamu pergi seikhlas setulus yang termampu.

Thursday, November 4, 2010

dunia di belakang itu.


pernahkah kamu melihat akan dunia di belakang itu? rata-rata manusia akan selalu berjalan langkah demi langkah terus ke hadapan, tidak pernah terfikir akan dunia di belakang yang ditinggalkan. cubalah walau buat sedetik cuma, kamu berjalan dengan mengundur, di situ akan kamu temu sebuah dunia yang selamanya ada, tapi tak pernah kamu lihat dan temukan. dengan itu, kamu tidak akan pernah lupa akan dunia di belakangmu, kerana kamu akan sentiasa melihat akan tiap langkah yang kamu jalani itu, meski ianya serba tidak lurus, cukup terpesong, malah akan terlihat kesan akan kamu yang pernah jatuh itu. itulah dunia di belakangmu, yang kerap kali kamu abaikan. begitu indah menawan sekalipun dunia di hadapanmu, ketahuilah ia tidak akan pernah wujud tanpa dunia di belakangmu yang bersimpang-siur itu. dan setelah itu, kamu akan sedar bahawa dunia di belakang itu ada indah niannya yang tersendiri, kerana untuk tiap luka parah yang terhasil dari kejatuhan itu, kamu akan temui dewasamu berdikit-dikit. akan kamu pelajari ertinya punyai semangat untuk bangun kembali lalu meneruskan langkah-langkah itu. walau berdekah menyeringai tawa mereka itu akan kamu kekal tegak malah mampu membalas tiap hinaan itu dengan senyum selebar alam. hanya kerana yakinnya kamu akan hadirnya keindahan dunia itu pada esok nanti. itu semua kata mereka. aku ini hanya mengangguk mengiya, tapi hakikatnya hati kerasku menolak menepis segala.

dunia di belakangku itu tidak pernah luput hingga kini, lalu itu tidak merunsingkan. tapi aku ini adalah seorang manusia yang sukar mencatur arah laluan dunia hadapanku bila mana dunia di belakang itu tanpa jemu lelah menghantui tiap langkahku. aku mahu lontar hilangkan kenangan yang satu itu jauh ke langit, agar ia pergi selamanya membawa kamu bersama. tahukah kamu tiap kali aku berjalan mengundur itu, bayang-bayangku adalah kamu? sedarkah kamu akan tapak kaki yang terkesan itu adalah kamu? cahaya mentari yang terik membakar belakangku sehangat kamu? meski jalanku mata tertutup sekalipun, mengertikah bahawa kamu tetap angin yang menyapa dingin rautku? andainya kamu fahami akan kamulah satunya langkah yang ingin sekali aku lenyapkan dari sejarah hidupku. benar sejarah kita cukup indah, tapi kerana luka peritnya untuk aku hidup dengan sejarah indah itu, maka aku pohon agar kamu hilang lenyap. hari ini aku masih berjalan, tapi aku cukup takut untuk menoleh melihatkan dunia di belakang itu, kerana di situlah adanya kamu. hari ini juga, aku masih lagi tertanya...

indahkah dunia di belakang itu?

Tuesday, November 2, 2010

five times over.

have you ever wondered what it would be like to live your life all over again? i have always imagined what i would have done, who i might become. and often, i'd think that i would very much prefer to live my life five times over. and don't ask me why five, i have no idea myself. beats me, i have never fancy that number. it's just a thought that keeps reoccurring, swirling at the back of my head. what if i can live five times over? hypothetically speaking, if i were to have that chance...

i would love to be born in five different countries. i am currently very much infatuated with korea, japan, italy, britain and yes yours truly malaysia. if i were to be korean, i could get up-close and personal with the mind-blowing music bands they have. and if i were japanese, i'd get to wear the classic kimonos during the festivals, and their food is just awesome. being italian, i'd get to eat pizzas everyday till they make me want to regurgitate my meals. and the british, they have this manner of speaking that really enthuses me, the dark rich and velvety accent, somewhat like jude laws when he's speaking. dude, i could melt. and of course being malaysian, i could not be more grateful that i am blessed to be apart of this small country. sure, we have no super fast bullet trains here, but at least we don't have to go through what the afghans had to.

i would have five different personalities. maybe even a split one. like the 'united states of tara' tv series. imagined that! i could also be this really shy and brainiac kind of girl whose name would go down in history as the first person to invent the cure for cancer maybe. and in the next life, i could be this perky ultra bright girl who got tons of friends. or better yet, i'd get to have this extremely diplomatic personality that i managed to prevent the third world war from actually happening. or maybe just being a simple girl who lives a simple life with the people she loves. yeah, that could be great too.

i would be working five different jobs. a lecturer, a writer, or even a designer. they say to become an educator is to touch thousands of lives. so yes i'd love being a lecturer. but still, being a writer has always been my secret dream. especially if i could work from home, means i could watch my own kids growing up without having to hire a nanny. now, to be a designer is definitely utterly a glamorous job. i mean, you practically live on the runway itself. and you get to wear the trendiest clothes from your own line of clothing with your name as the brand. plus, i don't have to struggle to buy clothes my own size anymore, since it's my own brand, so i can anytime taylor the clothes right? and yeah i'd love to become a songwriter, to turn on a radio and hear people singing your songs, you know like the movie, 'coyote ugly'. now, that's absolutely brilliant. last but not least, i really really wanted to become an architect. i want to be able to design my own home very much because i'm really fussy when it comes to home decor, so i do want my home to have my own sweet touch. yup, i am vain.

finally, i want to fall in love with the same person five times over. so no matter where i was born, who i end up becoming, what job i have to be doing, i would always meet that same guy. no matter where fate brought me, i would always find him. so intense eh? pfft, i really should be mellowing right now instead of being all melodramatic. won't you say so? still, this is just my two cents. why do people call it two cents by the way? why can't it be two thousand dollars, or twenty hundred thousand dollars and fifty five cents instead?

toodles~!

aku ini melayu.

bertahun aku lakar coretkan kisah hati dalam bahasa penjajah di laman ini. ada yang bertepuk hangat bersorak bingar akan hebat agungnya kebolehanku berbahasa penjajah, tak kurang juga yang menjuih bibir serong menjeling akan hilangnya seorang lagi anak melayu, ditelan peradaban zaman yang beredar. adakah aku malu berbahasa melayu? rendahkah martabatku sebagai anak melayu? akankah lebih terkesan rasa fikiran jika kata-kata penjajah yang kulemparkan? andai itu sangka kamu, kamu silap.

pernah aku kisahkan dalam coretan yang terdahulu akan mengapa aku tidak menggunakan bahasa ibundaku ini dalam setiap penceritaanku. tapi mungkin juga penerangan itu tidak cukup jelas, tidak diperhalusi dengan susun atur bicara yang terperinci. maka, hari ini aku titipkan jawap akhir akan persoalan kamu. nah ini jawabku.

aku ini pemegang ijazah pengajar bahasa inggeris, bererti tergalas pemberat di kedua bahuku akan tanggungjawab mendidik anak bangsaku akan globalnya dunia mereka, akan ketidakperluan mereka untuk menjadi prejudis akan bahasa penjajah itu, adalah tidak bermakna mereka mengkhianati darah melayu pekat mereka itu sekiranya fasih bertutur akan bahasanya seorang penjajah. untuk itu, aku perlu meyakinkan diriku lebih dari aku meyakinkan anak bangsaku akan perlunya bahasa penjajah itu meskipun tidak setanding bahasa ibunda yang dipertahankan. aku perlu sentiasa menggunakan bahasa penjajah ini agar ianya tidak pudar basi mahupun berkarat kelak ketika aku mendidik mereka. adakah adil bagi anak bangsaku seandainya aku mendidik mereka akan bahasa penjajah ini sedangkan aku sendiri terkial-kial memintal ayat menyusun kata tentangnya? aku tidak mahu menjadi belot akan janji setia pada mereka, tidak pernah mahu aku menjadi seorang pendidik yang ajarannya sekadar batuk di celahan tangga. aku mahu menjadi pendidik agung itu yang tahu akan liang-liuk bahasa penjajah tanpa perlu menafikan darah melayu dalam dirinya. aku mahu perkayakan nuansa penjajah itu semewah nahu melayu yang mengalir dalam diriku sejak aku sekecil kerikil pantai.

aku dibesarkan dalam keluarga yang darah melayunya pekat mengalir. ibuku seorang guru bahasa melayu, ayahku seorang guru sejarah, dan kamu juga sedia maklum bukan bahawa melayu dan sejarah itu bagai hutan dan hujan, saling melengkapi akan kewujudan masing-masing. maka kerana itulah, aku ini amat memandang tinggi akan indah tenangnya bahasa melayu itu. percaya atau tidak, kedua orang tuaku tidak pernah tahu berbahasa penjajah itu sehingga ke hari ini. pernah juga aku bertanya ibu, adakah wujud darah penjajah dalam darahku, mana tahu adanya keturunan yang bukannya melayu dalam wasilah keluargaku. ibu senyum waktu itu. kata ibu, aku ini melayu, ayahmu juga melayu, kamu ini pun melayu, tapi hati kita sama manusia, tidak ada bezanya penjajah atau bukan. bezanya manusia hanya hati mereka, bersih atau tidak. perjuangkan melayumu, tapi jangan sekali kamu hukumi bahasa seorang penjajah, kerana kamu itu tugasnya mendidik, dan bukan membenci. kupegang kemas kata-katamu ibu. dan hari ini, akan aku sampaikan pesanmu buat mereka di luar. hari ini, ku mohon dibukanya hati mereka agar jangan pernah perlekehkan seorang melayu itu hanya kerana bahasanya seorang penjajah. tidak bermakna apabila tutur coretan itu berteraskan bahasa penjajah, maka melayunya dilempar dihenyak segala. aku ini melayu, tapi perlunya bahasa penjajah itu aku seimbangkan dengan darahku untuk anak bangsaku.

andai kamu terfikir, mengapa kini semakin bersusun coretanku dalam bahasa ibundaku, maka aku katakan, segalanya kerana noor suraya, rnysa dan fida aishah. mereka ini membangkitkan rasa melayu yang ada dalam diri, menghadirkan sebuah inspirasi akan aku juga seorang anak melayu, yang indah bahasa ibundanya masih tetap di hujung lidah, meski coretan harianku berbahasa penjajah. terima kasih akan ingatan itu. sesekali, akan aku lakarkan coretan dalam bahasa melayu ini kerana aku juga anak melayu.

dan akan selamanya, aku ini melayu.