Followers

Saturday, March 26, 2011

hujan kelmarin.

kepada tiap tulang rusuk yang mencari jalan pulang pada tempat asal diciptakan,

jangan berharap agar cinta yang datang akan sama seperti cinta yang kamu beri.

kerana segala hikayat cinta adalah milik tuhan. kerana Dia yang menyatukan dua hati, memisahkan dua hati yang sama juga. kerana sebelum kita lahir, itulah cinta yang Dia tetapkan.

jangan berharap agar cinta yang datang akan sama seperti cinta yang kamu beri.

kerana tiada dua insan yang diciptakan sama selayaknya. cinta yang telah kamu beri hadiahkan pada seorang, ikhlaskan rasa itu terkubur tenang dalam indah lipatan kenangan.

diamkan cinta kamu kerana itu lambang tinggi agamamu, kerana itu lambang agung peribadi mujahidah, kerana itu lambang suci keredhaan dalam takdir.

jangan berharap agar cinta yang datang akan sama seperti cinta yang kita beri.

malahan kita sendiri belum mampu memberi cinta yang sama kepada tuhan seperti cinta yang Dia beri pada kita.

kerana kita adalah tulang rusuk yang hilang, tapi tak mungkin tertukar. itu janji tuhan pada kita. serahkan urusan hati kita kepada Dia, kerana Dia telah simpankan yang terbaik untuk kita.

kepada cinta yang bakal datang esok,

jangan putus asa pada aku. akan ada masa aku lari sembunyi mencari impian yang ditinggal semalam. waktu itu, harusnya kamu berjanji akan kamu kejar aku, turuti aku yang jauh ke belakang.

tarik aku kembali ke hari ini, yakinkan aku akan kamu itu lebih baik dari masa semalamku. mesti selalu kejar aku, pegang aku kemas dalam agama yang terang. usap kering hujan kelmarinku dengan sinar doa setinggi matahari.

lindungi aku dari basahan hujan kelmarin dengan payung lebar pegangan agamamu.

katakan pada aku selalu: hujan kelmarin akan berhenti lambat laun...

Monday, March 21, 2011

it wasn't love.


it wasn't love
it was just time spent next to you
it wasn't affection
it was just memories passing by
it wasn't tears
it was just raindrops from the skies
it wasn't missing
it was just moments being frozen
it wasn't longing
it was just life i once shared
it wasn't pain
it was just me catching some breath
it wasn't you
it was just a boy thinking he's found his second half
it wasn't me
it was just a girl trapped in the past
these weren't true
these were just thoughts i wish i'd believe

but
years from now
i'll be out dancing in the rain
swirling my muddy wet dress 
singing the lullaby of our faraway dreams
with a smile on my face



Friday, March 18, 2011

of fixing.


kita jarang sekali memperoleh apa yang kita ingini bukan? lalu sedarkah kita seharusnya mencuba bahagia dengan apa yang kita ada? berhenti menyalahkan takdir? ini kisah seorang anak kecil.

baru-baru ini, Allah ambil sesuatu dari anak kecil ini. sesuatu yang cukup lama dia lindungi, terlalu jauh dia nanti, juga teramat tinggi dia syairkan bertahun harapan. setelah Allah ambil ini, hatinya mati. hati yang mati tak kenal pada rasa, tak dengar akan suara, tak terluah pada kata. dia jadi boneka. bersedih itu lebih pahit dari berpura bahagia. lalu dia teruskan kepuraan itu.

dia mencari seorang penyair. hidupkan hati aku, pintanya pada sang penyair. tapi sayang, tenang lagu penyair tak mampu sembuhkan hatinya yang sudah pecah. berpaling dia dari syair indah itu.

dia bertemu seorang pelukis. hidupkan hati aku, pintanya. namun tidak, halus lakaran seorang artis tetap tidak sembuhkan hati yang terluka, tiada penawar.

dia tercari pula seorang cendekiawan. hidupkan hati aku kembali, katanya lagi. masih tetap, tinggi sebuah ilmu tak bisa sembuhkannya kembali. beredar dia dari falsafah agung itu.

hatinya kian mati, dia tahu itu. dia berbisik sepi dalam diri, tiadakah yang dapat sembuhkan kamu, wahai hati?

bermula saat itu, dia belajar mencari. mencari di sekalian wajah akan seorang, cukuplah seorang yang dapat sembuhkan hatinya. jangan biarkan ia terusan mati.

akhirnya dia temui Sang Pencipta. dia belajar terima akan sedih dari berpura. dia belajar terima takdir dan erti syukur. dia belajar berjuang untuk tidak mati dan melepaskan untuk terus hidup. ia tidak mudah katanya, demi Tuhan, sesungguhnya ia cukup sukar bagi anak ini.

tapi hari ini anak ini masih bernafas. dia masih wujud. masih dia anak itu yang hadirkan senyum di wajah ukhti, meski dia sendiri adakala sedang bersedih. anak ini yang sedang dan masih belajar memberikan kehidupan pada hati. kerana terlalu banyak nikmat dia jalani untuk hatinya mati tersia.

dan hari ini dalam tulisan kosongnya, anak ini titipkan satu pesan untuk kamu yang menatap: kamu juga begitu, harus sentiasa hidupkan hati. mesti selalu. biar prosesnya perlahan, asal ia berterusan. dan mesti ingat bahawa Allah tidak akan mengambil sesuatu dari kamu tanpa menggantikan dengan yang lebih baik. dan paling penting, ketahuilah:

when everyone can't fix you, Allah can.

Thursday, March 17, 2011

of dreaming.


I dream sometimes about flying. It starts out like I'm running really, really fast and I'm like superhuman and the terrain starts to get really rocky and steep. And then I'm running so fast that my feet aren't even touching the ground and I'm floating and it's like this amazing, amazing feeling. I'm free and I'm safe, but then I realize, I'm completely alone.

And then I wake up. Allah is here.

Therefore I am not alone. Alhamdulillah.

Wednesday, March 16, 2011

bila bulan menyanyi.

bila bulan menyanyi
akankah langit terang kembali?


bila pantai tersenyum
akankah ombak surut terdiam?


bila bayang-bayang menari
adakah mentari redup lindungi?


bila bulan menyanyi
akankah langit terang kembali?

Sunday, March 13, 2011

overload.


article review applied linguistics
project paper applied linguistics
article review general linguistics
project paper general linguistics
article review functional linguistics
project paper functional linguistics
article review sla
reaction paper sla
e-forum sla
project paper sla

[lagi sebulan nak exam dan list assignment masih sepanjang ini. go figure...]  -.-;
[Ya Allah, permudahkanlah urusanku, Ameen Ya Rabb...]

Saturday, March 12, 2011

serikandi.



Serikandi-serikandi ini
Kemas mimpi kita baluti
Jatuh bangun kita sangka sendiri
Adanya bersama tanpa sedari

Wajah-wajah polos itu
Aku ini rindu kamu
Engkaukah yang dari jauh selalu
Menyeka tangisku yang bertamu?

Friday, March 11, 2011

the necklace.


The cheerful little girl with bouncy golden curls was almost five. Waiting with her mother at the checkout stand, she saw them, a circle of glistening white pearls in a pink foil box.
“Oh mommy please, Mommy. Can I have them? Please, Mommy, please?”
Quickly the mother checked the back of the little foil box and then looked back into the pleading blue eyes of her little girl’s upturned face.
“A dollar ninety-five. That’s almost $2.00. If you really want them, I’ll think of some extra chores for you and in no time you can save enough money to buy them for yourself. Your birthday’s only a week away and you might get another crisp dollar bill from Grandma.”
As soon as Jenny got home, she emptied her penny bank and counted out 17 pennies. After dinner, she did more than her share of chores and she went to the neighbor and asked Mrs. McJames if she could pick dandelions for ten cents. On her birthday,Grandma did give her another new dollar bill and at last she had enough money to buy the necklace.
Jenny loved her pearls. They made her feel dressed up and grown up. She wore them everywhere, Sunday school, kindergarten, even to bed. The only time she took them off was when she went swimming or had a bubble bath. Mother said if they got wet, they might turn her neck green.
Jenny had a very loving daddy and every night when she was ready for bed, he would stop whatever he was doing and come upstairs to read her a story. One night as he finished the story, he asked Jenny, “Do you love me?”
“Oh yes, daddy. You know that I love you.”
“Then give me your pearls.”
“Oh, daddy, not my pearls. But you can have Princess, the white horse from my collection, the one with the pink tail. Remember, daddy? The one you gave me. She’s my very favorite.”
“That’s okay, Honey, daddy loves you. Good night.” And he brushed her cheek with a kiss.
About a week later, after the story time, Jenny’s daddy asked again, “Do you love me?”
“Daddy, you know I love you.”
“Then give me your pearls.”
“Oh Daddy, not my pearls. But you can have my baby doll. The brand new one I got for my birthday. She is beautiful and you can have the yellow blanket that matches her sleeper.”
“That’s okay. Sleep well. God bless you, little one. Daddy loves you.”
And as always, he brushed her cheek with a gentle kiss.
A few nights later when her daddy came in, Jenny was sitting on her bed with her legs crossed Indian style.
As he came close, he noticed her chin was trembling and one silent tear rolled down her cheek. “What is it, Jenny? What’s the matter?”
Jenny didn’t say anything but lifted her little hand up to her daddy. And when she opened it, there was her little pearl necklace. With a little quiver, she finally said, “Here, daddy; this is for you.”
With tears gathering in his own eyes, Jenny’s daddy reached out with one hand to take the dime store necklace, and with the other hand he reached into his pocket and pulled out a blue velvet case with a strand of genuine pearls and gave them to Jenny.
He had them all the time… He was just waiting for her to give up the dime-store stuff so he could give her the genuine treasure.
So it is, with God. He is waiting for us to give up the cheap things in our lives so that he can give us beautiful treasures.
Are you holding onto things that God wants you to let go of?
Are you holding on to harmful or unnecessary partners, relationships, habits and activities that you have come so attached to that it seems impossible to let go? Sometimes it is so hard to see what is in the other hand but do believe this one thing.
God will never take away something without giving you something better in its place.


[This article was sourced from http://www.haqislam.org]

Thursday, March 10, 2011

andai mereka mengerti.

Laut yang damai
Langit yang permai
Pasir luas landai
Aku tercari
Tenang hati pada doa
Bangkit tahajud dari lena
Sujud ratap pada Esa
Aku tangisi

Di birai itu ada sepi
Mengetuk perlahan lagi
Ku bisik khalimah agungMu
Ya Rabb bawa pergi sendu
Berlari pulang aku padaMu
Dakap belai aku selalu
Ingatkan aku bertalu
Adanya hikmah masa lalu

Mentari ku nyanyi
Gerimis ku sembunyi
Resah kaku bisu sendiri
Andai mereka mengerti

Wednesday, March 9, 2011

ramai yang malang.

Assalamualaikum wbt.

baru pulang dari kelas general linguistics. hari ini kami akhirnya masuk tajuk syntax. my favourite. kami belajar tentang argument dan thematic structure. memang best. and today i found out that Dr. Rodney actually entered university at the age of 16. gila advanced ini lecturer. katanya he skipped several grades. gulp! and he obtained his first degree in biochemistry at the age of 20. later on, he studied for his second degree in english. no wonder lah Dr. selalu nampak muda. memang muda pun. hilarious and cynical pulak tu.

but that's not what i wanted to share today. during the lesson, we had to analyze this clause which says 'she loves you'. dan Dr. pun mula lah sesi merapu dia dan tanya ada tak any girls in the class yang bertepuk sebelah tangan. nasib aku tak angkat tangan. tapi ada jugak yang angkat. hebat-hebat aku salute mereka.

Dr. pun kata kesian korang. but then he added,

"...from the way i see it, all of you girls are beautiful and smart. if you are not smart, you won't be in this course doing your master. memang malang la those guys. so bila kamu semua sudah tua dan masih belum kahwin, and people ask you kenapa, kamu beritahu mereka, 'ramai yang malang...'"


[thanks Dr., you're the best!]
[malanglah kalian yang tak dapat aku. ;p]
[Ya Allah, aku mohon Kau hadirkan walau sedikit cuma cahaya kebahagiaan untukku, biar sedikit, asal ia berpanjangan...]

biar tenggelam dalam iman.



Assalamualaikum wbt.

pernahkah kamu kenali Hamka? atau membaca karya penulis agung ini? penulis ini yang mendapat tentangan hebat sewaktu mencoret sebuah karya remeh dipandang semua waktu itu. karya itu ialah 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck'. kata mereka tak perlu dikisah akan sebuah cinta, tiada nilai mahupun ruang dalam tingginya sastera pada sebuah karya cinta. tentu tidak mereka tahu betapa hari ini karya itu cukup sohor.

dalam hati yang kini berat diuji bersama doa dan zikir yang tinggi pada Allah ini, aku luangkan masa menatap helaian demi helaian karya ini. kisah akan juangnya seorang Zainuddin pada seorang Hayati yang cukup disayang. yang kerana sayang itu jua, dia lepaskan sebuah rasa. dari seorang lelaki yang jiwanya lemah meratap hiba, dia bangun mencari kasih pada Allah bagi mengganti ruang kosong dalam hati. untuk terus hidup meski hawa itu telah melayari sebuah perkahwinan. melawan sakit dan rindu pada kenangan seorang hawa. demi masa, jadikanlah aku seperti ini, yang akan terusan mencari kasih Allah yang satu. ini kisah juang antara kekuatan jiwa, keimanan dan tuntutan nafsu.

kisah ini disampaikan melalui tiap helaian surat yang ditulis mereka dalam jauh hati kembara melalui ujian. tatkala mata melewati bait-bait surat mereka, akan aku rasa dekat pada hati mereka meski mereka hanya wujud di atas kertas. betapa jauh masa melewati dan air mata membentuk mereka menjadi yang kuat itu. karya ini agak panjang dan aku yang mengejar waktu menyiapkan kerja tak henti serta memulihkan hati tak punya senggang waktu lama untuk habiskan sebuah karya ini. aku masih lagi membaca karya ini. lalu tidak ku tahu penghujung kisah mereka ini lagi. dan tidak juga ku mahu merujuk di mana-mana akan penghujung kisah mereka. biar aku ambil masa sendiri. sepertinya masa perlahan merawat aku.

akankah tenggelam kapal sarat kasih mereka pada seorang manusia? atau kapal itu akan tenggelam dengan iman yang kuat pada sebuah cinta hakiki pada Ya Rabb? aku tak tahu.

salah satu surat dari Zainuddin kepada Hayati:

...lebih seratus kali namamu ku sebut dalam sehari. Kadang-kadang saya terpanggil dalam nyanyianku, kadang-kadang dalam ratapku. Kicut pintu ditolak angin, terasa langkah kau yang terdengar. Masih juga belum percaya, kau telah membuang saya dari ingatanmu. Saya tanyai diri saya, apakah saya berdosa kepadamu? Tidak rasanya, bahkan dosa yang lain yang kerap saya perbuat untuk mencukupkan cintaku kepadamu...

surat dari sahabat Hayati kepadanya:

...cinta tidaklah teguh untuk mempertalikan laki isteri. Tali yang teguh adalah kemaslahatan kedua belah pihak.  Cinta adalah bunga melur yang indah warna dan harum baunya dua hari genap ketiga selama air masih cukup dalam jambangan, selama tiga hari itu pula subur dan indahlah hidupnya. Yang selalu akan mengancam akan kesuburannya ialah kemiskinan. Kalau harta cukup cinta menjadi, kalau harta tiada pergaulan terancam. Cinta atau rindu, dendam kasih sayang atau maksyuk biarlah tinggal dalam khayal dari angan-angan pengarang hikayat...


[benar, biar tinggal dalam khayal dari angan-angan...]
[kuatkan aku Ya Rabb pada dugaan ini...]
[akan lagi mencuri ruang masa pada sebuah karya...]

Sunday, March 6, 2011

can you?


can you miss someone so much for so many years?



[Allah has plans, believe in Him...]

Allah bersamamu.


Siapa yang tidak melaluinya, tidak akan memahami maksudnya. Siapa yang pernah hidup dan melalui tawakkal, pasti akan menangis mendengar ini sepertinya saya menangis hari ini.

Duhai hati, jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersamamu.
Cukuplah bagi kami Allah
Dialah sebaik-baik tempat diserahkan urusan.
Ya Allah, aku serahkan urusan ini kepadaMu, ya Allah...

Saturday, March 5, 2011

that girl you thought you knew.


i've never really ran away from you.
i walk slowly.
and it kills me that
you don't care enough to stop me.

this is called healing.

last night, i wrote a draft of an article review on functional linguistics. doing assignment on a saturday night is another way of saying i have no life. or that my life revolves around studying. this morning just had a discussion on yet another article review on applied linguistics with classmates.

i used to have tunnel vision. i could just block everything out if i wanted to. i blocked him out for many years, without much difficulty. i blocked the pain, memories, and high hopes. but now my vision is becoming blurry. i couldn't get myself to block anymore. they keep hitting the wall endlessly that it starts to crumble.

as i was doing the review last night, tears slid down my face. drops of tears dampened the papers causing dots of smudges on the newly printed article. what is wrong with me, i wonder. have i lost the ability to block? where the hell is my tunnel vision? why couldn't i find it?

after several drops, i wiped them away and told myself to get a grip. block it ifa, block it for god's sake. just block all the pain like you used to. and i did manage to block it out. but only for a good ten minutes before they started pouring out again. then i blocked it again. i kept on repeating this until i was done with the review.

in case you are wondering, this is called healing.

Friday, March 4, 2011

pegang dekat.


Assalamualaikum wbt.

dalam pada sibuk siapkan assignments yang menggunung dan presentations yang bertindih, kadang kala kita terlupa dekatkan diri pada Allah swt. saya juga sering buat ini. adakah solat lima waktu dan sepuluh helaian al-Quran dibaca tiap hari cukup sebagai hadiah pada tuhan jika dibandingkan dengan nikmat percuma yang kita dapat?

maka alhamdulillah, sempat saya bangun di tengah malam semalam, untuk bertemu Allah swt. orang kata hati yang sedih terluka itu Allah swt adakan supaya kita makin dekat denganNya. lalu dengan hati yang hampir hilang itulah saya bersujud pada Allah swt. air mata juga tak henti mengalir. risau juga mengganggu lena rakan sebilik. risau dan malu sebenarnya. mesti dia fikir saya kakak senior yang pelik atau ada gangguan emosi hebat sebab selalu sangat menangis tak tentu pasal. jadi hati kuatlah, supaya tak takutkan orang lain.

saya mulakan dengan solat tahajud, diikuti solat hajat, dan akhiri dengan solat taubat. tapi sebab sudah lama tidak buat ini, maka agak keliru juga mulanya. last saya lakukan ini di hujung januari atau awal februari. saya juga sudah lupa. nasib baik ada buku panduan hidup bersyariat ibu kirim. boleh refer bacaan yang tidak yakin.

saya akan sembuh. harus yakin itu. cepat atau lambat sahaja. saya rindu ibu ayah, adik beradik, anak saudara nakal, kawan-kawan kampus dahulu, kawan-kawan sekolah, suasana meriah pada sebuah ukhuwah. di sini agak kosong dan terpencil pada hati. mungkin ada baiknya, semakin dekat dengan tuhan.

malam ni ada satu lagi presentation. haih banyak sungguh minggu ni. sebelum pergi kelas, macam biasa harus berlatih senyum dan ketawa dalam bilik, supaya nanti dalam kelas tak nampak macam buat-buat sangat. sebab dah ada classmate tanya hari tu, kenapa muka saya nampak sedih walau saya sedang senyum. bahaya ni, nanti rahsia hati terbongkar. doakan segala urusan hari ini berjalan lancar ok.

[...aduhai hati saya masih sarat pada sisa rindu seorang adam.]  -.-"

Thursday, March 3, 2011

bersujud.


three presentations this week.
one broken heart this year.
-.-"
help me find my way.
padaMu ku bersujud.

walau siapa pun syurga kami.


kadang-kadang saya rasa saya kuat. boleh dengar lecture berjam-jam dalam kelas, mampu siapkan assignment banyak, boleh melawak dengan classmates, chat dengan anak murid sambil bagi nasihat. as if nothing has changed.

ada masa yang lain pulak, rasa sangat lemah, hati rasa kosong, tahu menangis saja. penat melawan kenangan, melawan antara kehendak hati dan ketentuan tuhan. letih memikir apa yang terbaik sebenarnya. finding ways to block the pain and memories.

at the end, saya akan kembali pada tuhan dalam sujud terakhir solat dan doa setinggi langit. waktu inilah saya akan menangis puas, mengadu pada Allah agar dijauhkan harapan, kenangan, rindu dan kasih yang terlalu. yang saya tahu, saya akan jadi lemah bila bersendiri dan kuat bila berdepan dengan orang lain. the moment i am left alone, that would be the longest silence i have to bear. the only sound heard was my sobbing. tapi bila roommate saya ada, saya masih mampu senyum walau baru sebentar tadi menangis dalam solat. perhaps the thing that hurts the most is pretending it doesn't.

saya juga tahu, hati kita di tangan tuhan. Dia yang menentukan tiap perubahan dalam hati. maka saya amat memohon pada Ya Rabbi yang satu ini agar jangan dimatikan hati saya. hidupkanlah kembali hati saya, tiupkanlah semangat juang yang pernah ada dalam diri dulu.

Ya Allah Tuhan yang Maha Mengetahui akan soal rezeki, maut serta jodoh bagi hambaNya. seandainya tertulis dia bukan untuk saya, maka jauhkan tiap jaluran cebisan rasa hati untuknya. tapi seandainya dialah tetapan itu, Kau bukakanlah jalan agar kami bersama. dan paling penting, redhakan hati saya. redha, saya mahu redha. mahu yang ini sangat. boleh jadi saya terlalu kasih sedang dia tidak baik untuk saya.

saya mahu ubah harapan tertinggi saya kepada syurga, bukan dirinya lagi. maka andai dialah jalan ke syurga saya, satukanlah kami. seandainya tidak, cukuplah bahagiakan kami dunia akhirat, walau siapa pun syurga kami yang telah Engkau tetapkan. berilah penghidupan pada hati saya. sesungguhnya Allah berada bersama orang yang sabar.

write it carefully.


relationships are like a book
and it takes a few seconds to burn.
but it takes years to write,
so write it carefully
and never let it burn.

Tuesday, March 1, 2011

of holding on.


letting go hurts.
but holding on hurts just as much.

more like myself.


i am someone else when i'm with you.
someone more like myself.

of sisters and hopes.

Assalamualaikum wbt.

selamat hari lahir untuk seorang kakak yang kini seorang pensyarah di shah alam. semoga sentiasa dalam lindungan Allah swt.

dahulu, aku cukup tidak suka kakak aku ini. kerana dia ini anak harapan, dia anak baik, maka aku anak serba gundah ini sering terluka melukis bayang-bayang sendiri. tiap kali ibu banding aku dengan kakak, akan aku rasa jauh terpencil, cukup kosong di mata semua. aku tak suka kakak.

namun hadir satu masa dalam diri aku, aku mengharap diam agar akulah anak harapan itu. tak perlu ditegur selalu, diagung angkat tinggi. lalu aku usaha, melawan penat lelah untuk jadikan aku anak harapan itu. hari ini, aku menjadi anak harapan.

baru-baru ini, aku seakan dihantar melewati aku yang silam yang telah lama aku lenyapkan. aku lihat adik, dan aku lihat aku dalam dirinya. adik kini mengganti tempat aku, menggalas harapan setinggi langit. adik kerap bertengkar dengan ibu. dan tiap kali, ibu akan suarakan akan lainnya adik dengan aku. aku anak taat anak harapan, tak bisakah adik belajar dari aku?

dan setelah ibu beredar, akan lampu kamar dipadam. dan dalam diam pekat malam adik akan menangis dalam selimutnya. aku dengar itu. aku tahu tiap rasa marah kecewa pada seorang anak ada dalam dirinya. aku tahu kerana itu aku yang dahulu. aku yang dulu akan menghimpun penuh rasa benci pada kakak atas sempurna seorang anak.

adik takkan faham sekarang. meski aku kisahkan ini semua, dia takkan faham. kerana dia masih anak kecil itu yang belum tahu apa itu harapan. maka aku mohon, dengan berlalunya masa, akan adik belajar hilangkan rasa benci itu pada aku. sebagaimana aku hilangkan benci aku pada kakak. dan aku juga mohon maaf kerana palit luka dalam pada adik sedalam luka yang terpalit pada aku dahulu.

adik ketahuilah, sama ada kita anak harapan atau tidak, kita tetap anak ayah ibu. sayang mereka pada kita semua sama, yang berbeza mungkin cara sayang itu dizahirkan. lalu tak perlu adik tangisi bermalam atas jauhnya kembara menjadi anak harapan.

tahukah adik, menjadi anak harapan juga tidak seindah yang kamu sangkakan? dalam diam sepi aku tahukah berapa lama dan panjang aku menanti sebuah bahagia? dalam tiap senyum kejayaan aku pada ibu ayah, tahukah gagalnya aku pada satu harapan sebuah kasih? tahukah kamu dalam tiap malam dingin kamu tangisi, aku juga turut menangis mencuba meluput kenangan bersama seorang adam?

hari ini mungkin pertama kali seorang kakak berpesan pada adik: tak perlu menjadi anak harapan itu, andai hati kamu tak cukup kuat memikul tanggungjawab dan luka dalam. andai kamu tak kuat, kamu akan hilang perlahan. seperti kamu hilangkan harapan sendiri demi hidupkan harapan mereka. seperti itu, kamu akan hilang.

dan aku anak kuat kata ibu ini, sedang berjuang mempertahan diri aku dari lenyap hilang. kakak sempurna kata kamu ini harus hidup selalu. sepertinya aku doa kamu juga akan terus hidup.